Solo, CNN Indonesia -- Kekerasan atau bullying di bangku sekolah bisa terjadi pada siapa saja. Termasuk pada Daniel Chandra Wibowo atau akrab disapa Daniel ”The Outsider” Chandra, petarung muda andalan HAN Academy Solo.
Meski berlabel petarung, Daniel pernah mengalami bullying saat masuk di sekolah baru. Ia sering diancam, ditampar, hingga dipukul oleh siswa yang dijuluki “penguasa sekolah”.
Namun pil pahit yang pernah dialami oleh Daniel tak membuatnya berkecil hati, justru dari pengalaman buruknya tersebut ia kini menjelma sebagai atlet muda MMA yang potensial.
Sebelum terjun dalam olahraga MMA (Mixed Martial Arts) yaitu olahraga yang menggabungkan berbagai aliran bela diri, Daniel awalnya menguasai bela diri Karate. Kemudian di bawah asuhan Johan Mulia Legowo yang merupakan atlet MMA Nasional sekaligus pendiri HAN Academy Solo, ia menambah kemampuannya dengan berlatih tinju dan bela diri Muay Thai.
Demi mengasah kemampuan dan mental supaya lebih mantap ketika bertanding di atas ring, Daniel yang dijuluki "The Outsider” terus berlatih dan mengikuti berbagai kejuaraan dari tingkat amatir hingga profesional.
Ia pernah menorehkan berbagai prestasi, seperti juara 1 Tinju Semarang tahun 2016 dan juara 1 Liga Nasional Muay Thai Wapres Cup di Subang, Jawa Barat.
Ajang bergengsi profesional seperti One Pride MMA yang disiarkan oleh TVOne pernah ia rasakan. Debut pertamanya melawan Faddlulah Rewa berhasil dilaluinya dengan kemenangan. Tentu pencapaian tersebut sangat membanggakan bagi siswa yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA ini.
Berbagai torehan prestasinya tersebut tidak akan pernah terwujud tanpa dukungan dari kedua orang tua yang melecut semangatnya dalam berlatih dan bertanding.
Agar kemampuannya terus meningkat, Daniel menjalankan rutinitasnya berlatih baik teknik maupun latihan tanding dari hari Minggu sampai Jumat di GOR Manahan.
Saat ditanya adakah keingian untuk menyumbangkan juara atau medali bagi Indonesia, ia menjawab, “Sejauh ini hanya level nasional yang baru saya tempuh, semoga seiring berjalannya waktu saya dapat go intenasional dan dapat berdiri di podium juara sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan bangga.”
Dengan usaha keras Daniel bertekad membanggakan nama kedua orang tuanya dan menjadikan masa muda sebagai masa keemasan.