Presiden Perancis Francois Hollande meminta Perdana Menteri Manuel Valls untuk membubarkan parlemen dan membentuk pemerintahan baru menyusul mundurnya Menteri Ekonomi, Arnaud Montebourg, pada Senin, (25/8).
Selain Montebourg, Menteri Kebudayaan Perancis, Aurelie Filippetti, dan Menteri Pendidikan, Beneoit Hamon, juga mengundurkan diri.
Pengunduran diri Montebourg ini dipicu oleh perseteruan di dalam pemerintahan Perancis, karena dia dinilai tidak mampu membuat Perancis bangkit dari keterpurukan ekonomi. dan menurunkan tingkat pengangguran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perseteruan itu dimulai ketika Montebourg mendesak Presiden Hollande untuk memusatkan perhatian pada penghematan dan pertumbuhan ekonomi, sebagai upaya pemulihan kondisi ekonomi Perancis.
Sementara Presiden Hollande menginginkan solusi ekonomi yang sesuai dengan yang sudah ia bangun.
Perdana Menteri Valls menilai desakan Montebourg kepada presiden tidak pantas dan melewati batas kewenangannya sebagai menteri.
"Jika perdana menteri tidak suka terhadap kebijakan ekonomi yang bertentengan dengan pemerintah, saya menyatakan mundur," ujar Montebourg dalam konferensi pers, Senin, (25/8).
Surat kabar Prancis berhaluan kanan, Le Figaro, menulis bahwa perseteruan di dalam pemerintahan Prancis sangat jelas dan berpotensi menimbulkan pergolakan.
Perancis kini tengah berjibaku dengan tingginya tingkat pengangguran dan lambatnya pertumbuhan ekonomi.
Survei menunjukkan, kondisi ini mengakibatkan tingkat popularitas Perdana Menteri Valls dan Presiden Hollande menurun drastis.
Hollande terpilih menjadi presiden sejak 2012, menggantikan presiden Perancis sebelumnya, Nicolas Sarkozy. Sementara Manuel Valls terpilih sebagai perdana menteri sejak 31 Maret 2014, menggantikan Jean-Marc Ayrault.