Jakarta, CNN Indonesia --
Setelah bertempur sengit selama tujuh pekan, akhirnya pemerintah Israel dan Hamas sepakat menerapkan gencatan senjata di Gaza untuk waktu yang tidak terbatas. Dalam kesepakatan yang diperoleh melalui perundingan di Kairo, Mesir pada Selasa (26/8) ini, Israel menyetujui beberapa tuntutan Hamas, di antaranya adalah melonggarkan blokade dengan memperbolehkan bantuan kemanusiaan dan bahan bangunan masuk ke Gaza.
Selain itu, Israel juga akan memperluas wilayah pemancingan bagi nelayan Gaza hingga 9,5 kilometer dari tepi pantai.
Kedua pihak juga sepakat untuk melakukan perundingan lanjutan di Kairo dalam empat pekan mendatang, termasuk membahas soal pembebasan anggota Hamas yang ditahan Israel.
Gencata senjata yang dimulai pukul 7 malam itu disambut gembira warga Gaza yang merayakannya dengan turun ke jalan-jalan dan menembakkan peluru ke udara. Bagi rakyat Gaza ini adalah kemenangan.
"Ini berkat kegigihan dan perlawanan di Gaza. Penjajah mencoba mengalahkannya, tapi para delegasi berbicara dengan satu suara," kata juru bicara Hamas Fawhi Barhoum.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dari Tepi Barat menyatakan terima kasih atas dukungan dari Mesir dan semua pihak karena gencatan senjata telah tercapai. "Bersama-sama, kita akan membangun negara yang merdeka," kata Abbas. Menurut Israel, gencatan senjata tercapai karena Hamas menyetujui persyaratan yang sebelumnya mereka tolak yaitu demiliterisasi Gaza.
"Kami harap gencatan senjata kali ini akan bertahan. Pertumpahan darah bisa dihindari," kata juru bicara pemerintah Israel Mark Regev.
Gencatan senjata ini tercapai setelah 50 hari gempuran Israel ke Gaza dalam Operasi Perlindungan Batas.
Menurut data PBB, lebih dari 2.130 warga Palestina tewas, sebanyak 70 persen adalah warga sipil termasuk anak-anak yang tidak berdosa.
Sementara itu di kubu Israel 67 orang tewas, 64 di antaranya tentara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT