Gencatan senjata tidak terbatas antara Israel dan Hamas membuat warga Gaza dapat saling berkunjung dan membenahi kota yang luluh lantak dihantam roket.
Di Shejaia, wilayah timur Gaza, warga mulai kembali ke rumah-rumah mereka yang sudah rata dengan tanah.
Kini mereka tengah memikirkan cara membangun kembali tempat tinggal, termasuk membuka akses jalan dan menyalakan kembali listrik dan aliran air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rumah-rumah hancur dan banyak keluarga yang terbunuh," kata Umm Mohammed Al-Helu, wanita yang 10 anggota keluarganya terbunuh akibat roket Israel, seperti dikutip dari Reuters (27/8).
Namun, warga Gaza harus bersabar sampai bantuan kemanusiaan dan material bangunan masuk dari perbatasan Rafah, yang mulai dibuka usai gencatan senjata disepakati.
"Saya senang sekaligus sedih. Senang karena perang telah berakhir dan sedih karena tidak punya lagi tempat bernaung, tidak ada rumah," kata Salama Al-Attar, ayah tiga anak dari Beit Lahiya.
Warga menggelar tenda-tenda sebagai rumah duka bagi tetangga atau kerabat yang ingin menyampaikan belasungkawa.
Beberapa dari mereka ramai-ramai mengunjungi keluarga yang terluka di rumah sakit, di antaranya ada seorang tentara Hamas yang masih mengenakan penutup wajah.
"Sekarang kami meninggalkan medan perang dan akan bersiap untuk pertempuran lainnya," kata pria yang membawa senapan serbu itu.
Nelayan Gaza sendiri senang karena wilayah tangkapan ikan mereka diperluas berdasarkan kesepakatan antara Israel-Hamas.
Di Gaza City, salah satu area kota Gaza, ikan-ikan sarden terlihat bertumpuk di perahu kecil para nelayan. Industri perikanan adalah salah satu sektor kunci untuk pemenuhan kebutuhan hidup penduduk Gaza yang kotanya diblokade.
"Kami berharap mereka membuka akses laut lebih jauh. Kami berharap ini adalah perang terakhir di Gaza," kata Raed Baker, nelayan.
Bombardir roket Israel ke Gaza berlangsung selama 50 hari dan berakhir sejak dimulainya gencatan senjata pada Selasa lalu.
Sebanyak 2.139 orang di Gaza meninggal dunia, termasuk di antaranya 490 anak-anak. Di kubu Israel 64 tentara dan enam warga sipil tewas.
Sekitar 540 ribu warga Gaza terpaksa mengungsi. Diperkirakan ada 15 ribu rumah dan bangunan yang rusak atau hancur total di wilayah timur Palestina itu.