Jakarta, CNN Indonesia -- Kamis pekan lalu adalah hari terakhir bagi Laksamana William "Bill" McRaven menjabat sebagai Komandan Operasi Khusus Militer Amerika Serikat karena memasuki masa pensiun setelah 35 tahun mengabdi di kemiliteran negara ini.
Dalam upacara pelepasan di Pangkalan Marinir AS, Tampa, Florida, McRaven, mengatakan bahwa negara itu sedang dalam "masa keemasan Operasi Khusus", dengan pengerahan 67 ribu personel militer di 62 negara.
"Saat ini adalah masa yang pelik. Pasukan Khusus AS tengah memerangi ISIS di Irak, Abu Sayyaf yang berafiliasi dengan al-Kaidah di Filipina, kelompok militan Boko Haram di Nigeria dan al-Kaidah serta Taliban di wilayah Pakistan-Afganistan," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel memuji McRaven dengan mengatakan bahwa kisah hidupnya harus dibukukan.
Namun Hagel menambahkan penulis buku kisah kehidupan McRaven akan menemukan banyak kesulitan karena kebanyakan kisah pria 58 tahun itu berada di wilayah "hitam" alias medan rahasia.
Pengalaman jenderal bintang tiga ini berlimpah dengan situasi penyergapan atau penyelamatan sandera.
Selama perang Irak, McRaven memimpin Pasukan Khusus 212 yang berhasil menangkap dan melacak Saddam Hussein pada Desember 2003.
McRaven juga adalah otak di balik penangkapan Osama bin Laden di kota Abbottabad, Pakistan pada 2 Mei 2011.
"Operasi itu adalah pelaksanaan rencana yang sederhana, hati-hati, rahasia, berkali-kali dilatih dengan cepat, mendadak serta efektif," kata McRaven.
Saat misi di malam hari itu berlangsung, McRaven berada di meja komandonya di Afganistan dan melaporkan setiap pergerakan dan perkembangan di Abbottabad kepada Presiden Barack Obama di Gedung Putih.
Misi lain yang melambungkan nama McRaven adalah penyelamatan Richard Phillips, kapten kapal kontainer Maersk Alabama yang disandera selama lima hari oleh perompak Somalia pada tahun 2009 lalu di Samudera Hindia.
Saat itu, McRaven memerintahkan pasukan khusus Angkatan Laut Amerila, SEAL, untuk menghabisi para perompak.
"Kerja yang bagus," kata Obama kepada McRaven kala itu.
Penyelesaian misi yang cepat, efektif serta tanpa cela selama karirnya dijalankan berdasarkan penelitian McRavern soal operasi khusus yang dia bukukan tahun 1995 dengan judul "Spec Ops."
Buku itu memuat delapan operasi khusus yang melegenda, mulai dari operasi Inggris menggunakan kapal selam mini untuk menghancurkan kapal perang Nazi, Tirpitz, pada 1943; penyelamatan diktator Italia Benito Mussolini oleh Nazi; hingga penyelamatan warga Israel di Entebbe, Uganda, yang disandera militan Palestina tahun 1976.
Dalam penelitian itu, pria yang akan melanjutkan karir menjadi pengajar di Universitas Texas ini menyimpulkan asas penting dalam sebuah operasi militer, yaitu pengulangan, kejutan, keamanan, kecepatan, kesederhanaan dan tujuan.
Strategi inilah yang diwariskan McRaven pada pasukan khusus AS yang kini dipimpin oleh Jenderal Joseph Votel, mantan anggota SEAL Team 6 dan Delta Force.
Di bawah kepemimpinan McRaven AS membentuk jaringan Operasi Khusus Global, yang meletakkan pasukan kecil militer AS dan personel pasukan khusus di puluhan negara di seluruh dunia.
Tujuan jaringan Operasi Khusus ini adalah merespon dengan cepat setiap terjadi krisis di negara penempatan, seperti penyerangan fasilitas AS di Benghazi, Libya, tahun 2012, serta melatih militer lokal agar mampu menjaga diri mereka sendiri.