Skotlandia akan mengadakan referendum pada 18 September untuk memutuskan pemisahan negara mereka dari Britania Raya setelah menjadi bagian lebih dari 300 tahun.
Penduduk Skotlandia yang berusia 16 hingga 18 tahun berhak mengikuti pemungutan suara tersebut. Akan tetapi, penduduk Skotlandia yang tinggal di Inggris, Wales dan Irlandia Utara tidak dapat mengikuti pemungutan suara tersebut.
Meskipun demikian, Perdana Menteri Inggris David Cameron berharap Skotlandia tetap menjadi bagian dari Britania Raya. Ia mengklaim, seluruh Britania Raya akan memberikan keamanan dan kekuatan jika Skotlandia tidak berpisah.
Gerakan mendukung pemisahan dan ajakan tetap bersatu pun semakin gencar dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin Partai Nasional Skotlandia yang juga menempati pemerintahan, Alex Salmond ialah orang yang paling vokal dalam menyuarakan referendum.
Ia memperkirakan bahwa dengan referendum, Skotlandia akan memiliki kemandirian ekonomi yang selama ini belum didapatkan. Padahal dalam surat terbuka 120 pemilik usaha asal Skotlandia di harian The Scotsman dikatakan bahwa berpisahnya Skotlandia akan mengacaukan regulasi bisnis seperti pajak, mata uang dan aturan perdagangan internasional yang selama ini dilakukan.
Partai Nasional Skotlandia juga mengadakan kampanye bertajuk ‘Yes’ yang didukung oleh aktor Sean Connery, Brian Cox, Alan Cumming dan Frankie Boyle.
Sedangkan anggota The Beatles, Paul McCartney mengajak penduduk Skotlandia untuk tetap bergabung di Britania Raya dengan menandatangani petisi ‘Letter to Scotland’. Mick jagger, Stephen Hawking, Dame Judi Dench dan Simon Cowell juga menandatangani petisi tersebut.
Dr. Juddy Lattas, pengamat dari Universtitas Macquarie di Sydney mengatakan bahwa sebenarnya bisa saja Skotlandia merdeka tanpa menggelar referendum. Situasi itu disebut micronation atau bangsa mikro.
Bangsa mikro adalah sebuah kumpulan yang berdiri atas pengakuan sendiri. Yang lebih besar daripada bangsa mikro adalah negara mikro (microstate), seperti Monako atau Vatikan.
Latar belakang konsep tersebut ialah semangat kemerdekaan karena kurangnya pengakuan dari negara-negara yang mapan atau badan global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa.