AKSI TERORISME

Militan Al-Nusra Tak Mau Disebut Teroris

CNN Indonesia
Rabu, 03 Sep 2014 13:11 WIB
Al-Nusra mengajukan tiga permintaan kepada PBB, salah satunya pengahapusan nama kelompok radikal Islam ini dari daftar kelompok teroris dunia.
Damaskus, CNN Indonesia --

Kelompok Islam radikal al- Nusra meminta PBB menghapus mereka dari daftar kelompok teroris dunia meski tengah menyandera 45 petugas penjaga kedamaian PBB asal Fiji pekan lalu.

Selain permintaan tersebut, al-Nusra juga meminta PBB mengirim bantuan kemanusiaan untuk warga di Ruta, daerah pinggiran di Damaskus, dan memberi kompensasi atas tiga anggota al-Nusra yang terbunuh saat bertempur melawan petugas PBB di Dataran Tinggi Golan, Suriah, pekan lalu.

Kepala Militer Fiji Brigjen Mosese Tikoitoga menyatakan permintaan kelompok al-Nusra itu tengah dinegosiasikan dengan tim penjaga kedamaian PBB yang baru di Suriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka tidak mau mengungkapkan tempat penyanderaan, tetapi mereka menyakinkan kami bahwa para sandera dalam keadaan baik," ujar Tikoitoga, Selasa (2/9).

Menurut Tikoitoga, al-Nusra mengklaim mereka menyandera petugas penjaga perdamaian PBB karena menilai PBB melindungi Israel.

"PBB berjanji akan membantu menyelamatkan tentara yang disandera," kata Tikoitoga.

Kamis pekan lalu, pertempuran pecah antara tentara Suriah dan militan al-Nusra di Dataran Tinggi Golan, dekat Israel, yang diduga berada dekat tempat penyanderaan.

Selain dari Fiji dan Filipina, relawan misi penjaga perdamaian PBB di Suriah, UNDOF, yang berjumlah 1.223 orang datang dari berbagai negara, antara lain India, Irlandia, Nepal, dan Belanda.

Setelah kasus penyanderaan ini, pemerintah Filipina, Austria, Jepang, dan Kroasia juga menarik pasukannya dari Dataran Tinggi Golan di Suriah.  

Al-Nusra adalah kelompok Islam radikal di Suriah yang berafiliasi dengan jaringan al-Kaidah. Sebelumnya, al-Nusra pernah menyandera 70 petugas penjaga perdamaian PBB asal Filipina, yang kemudian berhasil melarikan diri. 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER