Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Arab Saudi menangkap 88 orang tersangka teroris al-Kaidah yang merencanakan penyerangan di dalam dan luar negeri.
Menurut Mansour Al-Turki, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, 59 orang dari tersangka sudah pernah dipenjara karena kejahatan serupa.
"Sayang sekali mereka yang sudah pernah menjalani hukuman dan dilepaskan oleh putusan pengadilan harus kembali ke jalan yang sama," kata Turki, Selasa (2/9), dikutip dari Al-Jazeera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penangkapan ini dilakukan di tengah upaya Saudi dalam mencegah simpatisan kelompok radikal untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah.
Kerajaan Saudi tegas melarang warganya untuk bertempur bersama ISIS dan kelompok perlawanan lainnya di Timur Tengah.
Turki menyatakan pasukan keamanan terus memantau pergerakan ISIS dan mencoba memahami rencananya.
"Para tersangka ini menunjukkan dukungan terhadap organisasi bersenjata di Suriah dan Irak, juga di Yaman, dan ingin terlibat dalam aktivitas-aktivitasnya. Beberapa dari mereka berusaha mencari tahu apa yang harus dilakukan, dan bagaimana harus bertindak di negara ini," kata Turki.
Penangkapan mereka, menurutnya, menunjukkan keseriusan Saudi dalam upaya pelacakan simpatisan kelompok-kelompok bersenjata.
Pihak kepolisian menyatakan tiga di antara tersangka berkewarganegaraan Yaman. Satu orang masih dalam proses identifikasi, sementara sisanya adalah warga negara Saudi.
Menanggapi hal ini, pemerintah Yaman mengakui banyak warga Saudi yang menyeberang perbatasan ke negaranya untuk mengirimkan uang atau menerima pelatihan dari pemberontak.
Pemerintah Saudi sudah memerangi al-Qaeda sejak satu dekade saat kelompok teroris ini mencoba menggulingkan kerajaan.
Akhir pekan lalu Raja Saudi Abdullah memperingatkan, pejuang ISIS bisa saja menyerang Eropa dan Amerika Serikat jika masyarakat internasional tidak memberikan tanggapan serius terhadap terorisme.