Sanksi AS ke Rusia Buat AK47 Laku Keras

CNN Indonesia
Kamis, 04 Sep 2014 09:02 WIB
Amerika Serikat menjatuhkan sanksi berupa embargo persenjataan asal Rusia. Namun sanksi ini malah membuat para pecinta senapan memborong AK-47.
Senapan Kalashnikov diburu oleh pecinta senapan AS setelah Obama terapkan embargo pada Rusia.
Jakarta, CNN Indonesia -- Embargo Amerika Serikat terhadap persenjataan asal Rusia malah membuat penjualan senapan Kalashnikov laku keras, harganya juga semakin meningkat.

Niat sanksi AS itu sebenarnya untuk membuat Rusia yang diduga turut campur krisis politik di Ukraina jera, namun yang terjadi justru sebaliknya, senjata buatan Negeri Beruang Merah itu laris manis.

Di AS, banyak toko senapan kehabisan stok Kalashnikov atau AK47 karena diborong para pecinta senjata api, dan permintaan masih terus mengalir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembeli menguras senapan kami," kata Brian Bunting, presiden Atlantic Firearms, perusahaan penjual senapan di Maryland, dikutip dari The Telegraph, Selasa (2/9).

Menurut Bunting, sejak Obama mengumumkan embargo senjata dari Rusia pada 16 Juli lalu, permintaan AK-27 langsung meningkat tiga kali lipat, harganya juga naik dari US$850 (Rp10 juta) menjadi US$1050 (Rp12,4 juta).

Walau diembargo, pedagang senapan masih bisa membeli AK-47 dari negara bekas Soviet lainnya seperti Polandia atau Rumania, atau membeli model buatan AS.

Tapi tetap saja yang paling dicari adalah AK-47 "klasik" yang dibuat khusus oleh Mikhail Kalashnikov untuk Tentara Merah.

"Jika berbicara wine, kita pasti terpikir Prancis. Jika bisa Kalashnikov, kita pasti terpikir Kalashnikov-nya Rusia," kata Bunting.

Penjualan senjata api di AS justru meroket ketika ada larangan atau peringatan pemerintah.

Contohnya usai penembakan di SD Sandy Hook, Connecticut, tahun 2012 lalu yang menewaskan 20 anak-anak dan enam orang dewasa, penjualan senjata malah makin marak.

Hal ini dipicu oleh rencana Obama membatasi atau melarang penjualan senapan demi menjaga keamanan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER