KONFLIK KOREA

AS-Korsel Antisipasi Perang dengan Korut

CNN Indonesia
Jumat, 05 Sep 2014 16:41 WIB
Militer Korea Selatan dan Amerika Serikat membuat unit gabungan untuk menghancurkan senjata pemusnah massal Korea Utara jika terjadi perang besar.
Berdasarkan kesepakatan militer bilateral hampir 30 ribu pasukan AS ditempatkan di Korsel.
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan dan Amerika Serikat akan membuat unit militer gabungan yang bertujuan untuk menghancurkan senjata pemusnah massal Korea Utara seandainya terjadi perang terbuka.

"Ini akan menjadi unit tempur gabungan pertama yang menjalankan operasi peperangan," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Kamis (4/9), sebagaimana dikutip Channel News Asia.

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai misi unit tempur tersebut, hanya mengatakan unit tersebut akan dipimpin oleh mayor jenderal dari Amerika Serikat sebagai persiapan kemungkinan terjadi perang.

Kedua negara akan membuat markas gabungan di Uijengbou, sebelah utara Seoul, dan menempatkan Divisi Infanteri AS untuk menjaga wilayah strategis dari serangan Korut.

Sementara menurut kantor berita Korea Selatan, Yonhap, pasukan gabungan ini disiapkan untuk menghancurkan senjata nuklir Korut jika terjadi perang terbuka. 
 
Namun, pihak kementerian pertahanan Korsel menolak mengonfirmasi laporan ini.

Seorang pejabat militer Korsel mengatakan jika terjadi konflik besar-besaran dengan Korut, brigade Korea selatan akan bergabung dengan divisi Amerika Serikat yang dilengkapi helikopter dan persenjataan canggih lainnya. 

"Ini akan menjadi simbol aliansi militer yang semakin kuat di antara sekutu kedua negara ini," ujar Kemhan Korsel.

Korsel dan Korut secara teknis masih berperang setelah konflik bersenjata kedua negara hanya berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953.

Berdasarkan kesepakatan militer bilateral hampir 30 ribu pasukan AS ditempatkan di Korsel, dan jika terjadi konflik baru komando AS di Korea Selatan akan mengambil alih kendali 640 ribu pasukan Korea Selatan.

Berdasarkan kesepakatan ini Korsel baru akan mengambil alih komando perang pada 2015.

Namun pemerintah Seoul ingin pengalihan ini ditunda karena Korsel khawatir dengan ancaman Korut yang tengah mengembangkan nuklir dan peluru kendali.
 


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER