Kasus perkosaan yang marak terjadi di India telah memukul sektor pariwisata negara itu yang kini menjadi lesu.
Data resmi pada 2012 menunjukkan bahwa wisatawan asing yang berkunjung ke India jumlahnya tidak sampai 7 juta orang.
Padahal di tahun yang sama, jumlah wisatawan asing di Bangkok dan London naik dua kali lipat dari jumlah di India saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepinya wisatawan asing yang berkunjung diakui Organisasi Arkeologis India (ASI) dikarenakan ketakutan mereka menjadi korban kejahatan seksual.
Laporan tahunan Biro Catatan Kriminal Nasional India mencatat pada 2012 terjadi 24.923 kasus pemerkosaan di seluruh penjuru India.
Sebanyak 95% wisatawan perempuan asing dalam survey situs Trip Advisor pada awal 2014 bahkan mengatakan bahwa kota Delhi adalah kota yang paling tidak aman di India.
"Setelah banyak kasus perkosaan yang terjadi, sebenarnya kami telah memperbanyak petugas keamanan swasta untuk berjaga di sekitar monumen wisata," kata Vasant Kumar Swarnkar, anggota ASI, dikutip dari kantor berita Lanka Business Today pada akhir Agustus lalu.
Selama ini, sektor pariwisata menyumbang tujuh persen pada produk domestik bruto di India, hampir sama dengan pemasukan dari sektor informasi dan teknologi.
Selain itu, sektor pariwisata juga menjadi lahan pekerjaan 100 juta orang di India.
India terkenal karena memiliki banyak tempat wisata eksotis yang mengundang banyak wisatawan asing untuk berkunjung setiap tahun, diantara tujuan wisata terkenal di India adalah tiga situs warisan budaya UNESCO di Delhi, makam raja Mughal Humayun, Qutab Minar dan Benteng Merah.
Nikhil Ganju, manajer nasional TripAdvisor untuk India, mengatakan selain kasus pemerkosaan, sepinya wisatawan asing yang ke India juga diakibatkan oleh sulitnya memperoleh visa ke India.
Selain itu masalah infrastruktur dan akomodasi di India juga menjadi masalah. "Sulit untuk berpergian dengan transportasi yang kurang layak. Penginapan di India pun masih banyak yang kurang memadai,” kata Ganju.