CNN Indonesia -- Tiongkok dan Jepang merupakan dua kekuatan besar di Asia Pasifik yang kerap kali bersaing dalam memperkuat sektor militer, terutama dalam hal pengadaan alat utama sistem senjata, atau alutsista.
Tahun ini dana pembelanjaan militer Tiongkok meningkat sebesar 12,3 persen, namun jika dibandingkan dengan Jepang, jumlah dana pembelanjaan militer Tiongkok lebih besar yaitu US$188 miliar, sementara Jepang hanya US$49 miliar.
Dana belanja kedua negara tersebut masih terbilang jauh jika dibandingkan dengan dana pembelanjaan militer Amerika Serikat yang menghabiskan US$640 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dana, kekuatan militer Tiongkok juga lebih besar dibanding Jepang karena Cina memiliki peralatan militer yang lebih banyak dan 2,3 juta personil yang masih aktif.
Menurut Global Firepower Index, Tiongkok menempati urutan ketiga kekuatan militer terbesar di dunia setelah Rusia dan AS, sementara Jepang berada di peringkat sepuluh.
Pembelanjaan senjata Jepang memang lebih kecil dibandingkan Tiongkok. Namun, kekuatan sekutu Jepang mampu menandingi kekuatan militer Tiongkok karena Jepang memiliki kerjasama pertahanan dengan AS, utamanya di kepulauan Senkaku, yang menjadi basis militer AS di Jepang.
Selain itu, mayoritas sistem persenjataan Tiongkok yang sudah menua, seperti yang dideskripsikan Kyle Mizokami dalam bukunya 'War is Boring', membuat kualitas militer Cina ketinggalan dari Jepang.
Misalnya, hanya 450 dari 7580 tank milik Tiongkok yang sudah modern dan 502 dari 1321 pesawat tempur udara yang dianggap mampu beroperasi dengan baik, sisanya perbaharuan dari pesawat Soviet tahun 1970an.
Sebagai perbandingan, Jepang mendapatkan perlengkapan militernya dari Amerika Serikat yang pada beberapa tahun ke depan dijadwalkan akan membeli penghancur anti roket baru, kapal selam, kendaraan amfibi, pesawat pengintai tanpa awak, pesawat tempur dan Osprey V-22 dari Amerika Serikat.
"Jepang memiliki angkatan laut dan udara yang kuat di Asia, kecuali jika disandingkan dengan Amerika Serikat," ujar Dr. Larry M. Wortzel, ketua Strategi dan Resiko Asia dalam presentasinya di Institut Politik Dunia pada September lalu.
Sementara Jepang mempertahankan kualitas militernya yang signifikan, kekuatan militer Tiongkok tidak bisa diremehkan, baik ekspansinya yang cepat atau modernisasi alutsista.