Jakarta, CNN Indonesia --
Kekayaan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS, dilaporkan semakin membengkak melalui penjualan minyak ilegal yang jumlahnya bisa mencapai US$3 juta atau lebih dari Rp35 miliar per hari.Menurut pejabat intelijen AS yang tidak ingin disebut namanya yang dikutip dari Associated Press (15/9), ISIS menjadi kelompok terkaya di antara gerakan terorisme lain di seluruh dunia.
ISIS diketahui telah menguasai wilayah yang luas di Suriah dan Irak, mengendalikan sebanyak 11 ladang minyak di kedua negara tersebut.
Minyak tersebut, lanjut sumber AP, kemudian dijual melalui jaringan penyelundup yang sebenarnya telah diketahui oleh pejabat di beberapa negara, seperti Turki dan Yordania serta pemerintah otonomi Kurdi. Intelijen AS mengatakan negara-negara itu tidak terlibat dalam penyelundupan, namun pemerintahan Barack Obama terus menekan mereka agar menghentikan penyelundupan minyak ISIS menggunakan truk tangki melalui perbatasan."Mereka butuh banyak uang. Pemerintah Kurdi mengatakan mereka telah berusaha menutup jalurnya, tapi ISIS bisa menyogok penjaga perbatasan, membayar orang lain dan barang itu bisa melaju," kata Denise Natali, mantan relawan pemberi bantuan AS ke Kurdistan dan dosen National Defense University, Amerika Serikat.
Minyak yang dijual ISIS punya harga miring sehingga banyak dilirik para pengepul minyak ilegal. Dari harga normal lebih dari US$100 per barel, ISIS bisa menjualnya hanya US$25-US$60.
Menurut Luay al-Kahatteeb, dosen di Brookings Institute di Doha Center, Qatar, melalui cara ini ISIS bisa mengumpulkan dana sejumlah US$3 juta per hari.
Selain itu, lanjut Khatteeb, kelompok ini juga mendapatkan ratusan juta dollar dari penyelundupan barang antik dari Irak untuk dijual di Turki.
Pemasukan lain kelompok ini adalah dari pajak, tebusan korban penculikan dan penjarahan dari kota-kota yang dikuasai ISIS.Menurut pengamat dari lembaga Council on Foreign Relations, dari kota Mosul saja, ISIS berhasil mendapatkan US$8 juta atau lebih dari Rp95,6 miliar per hari.
Awal tahun ini, empat wartawan Prancis dan dua wartawan Spanyol dibebaskan setelah pemerintah mereka membayar tebusan jutaan dolar melalui mediator, semakin menambah pundi-pundi uang ISIS.
ISIS merupakan pecahan dari al-Qaeda di Irak yang berkembang pada konflik di Suriah.
Awal Juni lalu, ISIS berhasil melebarkan sayap dengan menguasai kota Mosul dan Tikrit di Irak, membuat tentara negara itu kewalahan dan sekitar 1,2 juta warga terpaksa mengungsi.
Pada 29 Juni 2014, ISIS mengumumkan kekhalifahan dengan Abu Bakar al-Baghdadi sebagai pemimpin atau Khalifah mereka dan menyerukan umat Muslim seluruh dunia untuk berbaiat.
Sumber di pemerintah AS mengatakan, awalnya sumber dana ISIS berasal dari negara lain, di antaranya donator dari Kuwait dan Qatar, namun kini mereka bisa mendanai diri sendiri.
"Beberapa donator bisa leluasa beroperasi, terutama di Kuwait dan Irak, mengumpulkan dana untuk kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda di Suriah, Nusra Front, dan ISIS," kata David Cohen, pejabat anti terorisme di Kementerian Keuangan AS dalam pidatonya Maret lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT