CNN Indonesia -- Perundingan antara Iran dan enam negara besar yang akan berlangsung di New York tidak akan menghasilkan terbosan dalam kesepakatan nuklir yang bisa mengakhiri sanksi terhadap Iran.
Perundingan antara Iran dan enam negara besar: Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, kembali dimulai setelah dua bulan terhenti.
Negosiasi ini juga terjadi ketika Washington dan Tehran menolak bekerjasama dalam memerangi ISIS yang telah merebut sejumlah besar wilayah Irak dan Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Komisaris Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton akan membicarakan perundingan mengenai kesepakatan nuklir jangka panjang pada Kamis (18/9).
Uni Eropa bertindak sebagai penengah antara Iran dan ke enam negara besar tersebut.
Para diplomat enam negara itu mulai mengadakan pertemuan sendiri sebelum memulai perundingan dengan Iran pada Jumat (19/9).
Perundingan diperkirakan berjalan hingga 26 September, di sela-sela pertemuan tahunan pemimpin dunia dalam Sidang Umum PBB.
Sebelum perundingan resmi ini Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat William J. Burns dan Wakil Menteri Urusan Politik Wendy Sherman akan mengadakan pertemuan bilateral dengan para pejabat Iran pada Kamis dan Jumat ini.
"Perundingan ini memusatkan perhatian pada masalah nuklir. Masalah lain bisa muncul dalam perundingan tetapi bukan merupakan tujuan utamanya," ujar pejabat Amerika yang tidak mau disebutkan namanya.
Para pejabat Amerika dan Iran membicarakan krisis Irak di sela-sela pertemuan tentang nuklir di Wina pada Juni, meski tetap menolak bekerja sama mengatasi ancaman ISIS di wilayah Timur Tengah.
Sherman, yang memimpin delegasi Amerika, mengatakan bahwa Iran perlu mengambil langkah-langkah lebih banyak sebelum kesepakatan jangka panjang tercapai.
"Perundingan itu berjalan serius dan kami berhasil mengidentifikasi opsi jawaban dalam pertanyaan penting," ujar Sherman.
"Kedua negara masih berbeda jauh mengenai masalah utamanya seperti ukuran dan cakupan kapasitas pengayaan uranium milik Iran," kata Sherman menambahkan.
Iran menyangkal tuduhan Washington bahwa negara itu memperkaya uranium untuk mengembangkan kemampuan membuat senjata nuklir dan berkeras kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan tenaga listrik.
Amerika dan sekutunya telah menerapkan sanksi finansial dan bidang lain terhadap Iran yang merupakan penghasil minyak besar agar negara itu mengurangi program nuklirnya.
Kapasitas SentrifugalNegara-negara Barat menginginkan Iran memiliki kapasitas sentrifugal yang kecil sehingga Tehran memerlukan waktu lama dalam memurnikan uranium yang bisa digunakan untuk senjata atom.
Tehran juga telah menolak tuntutan untuk mengurangi jumlah sentrifugal dibawah 19 ribu yang kini dimiliki.
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif mengeluhkan tuntutan Barat yang digambarkannya sebagai tidak masuk akal ii tetapi menegaskan Tehran bertekad untuk memecahkan masalah nuklir yang telah berjalan selama satu dekade ini.
"Kami bertekad memecahkan masalah ini, kami ingin masalah ini dipecahkan," ujarnya, meski dia kemudian mengatakan bahwa Iran "sangat tidak percaya dengan Amerika Serikat."
Menurut para diplomat yang terlibat dalam perundingan ini mengatakan Iran tampaknya tidak mau mengurangi jumlah sentrifugal di bawah 10 ribu.
Langkah ini tidak akan diterima oleh ke enam negara besar, yang menurut para diplomat bertujuan mendapat kesepakatan yang akan membuat Iran memerlukan waktu satu tahun uranium yang bisa digunakan untuk satu bom.
Para diplomat mengatakan perundingan di New York sulit menghasilkan satu terobosan.
"Masih banyak masalah yang sulit dipecahkan," ujar seorang diplomat senior Barat. "New York akan menjadi titik tolak apakah hal itu bisa dilalui."
Para menteri luar negeri akan bergabung dalam perundingan itu jika ada satu kemajuan.
Perundingan antara Iran dan ke enam negara ini secara resmi dimulai pada Sidang Majelis Umum PBB tahun lalu ketika Zarif dan John Kerry duduk berdampingan pada pertemuan sela.
Dalam perundingan di Jenewa November tahun lalu, Iran dan enam negara besar berhasil mencapai kesepakatan sementara dimana Iran berhasil mendapat keringanan dalam beberapa sanksi sebagai imbalan menghentikan sejumlah proyek nuklir yang sensitif.
Namun negara-negara ini gagal memenuhi tenggat waktu tanggal 20 Juli untuk mencapai kesepakatan penuh dimana Iran lebih mengurangi kegiatan atomnya sebagai imbalan pencabutan sanksi secara bertahap. Kini tenggat waktu diundur hingga 24 November.