Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Keamanan PBB akan mendiskusikan penembakan pesawat Malaysia MH17 di daerah perang Ukraina setelah Rusia meminta pertemuan khusus menyusul laporan investigasi Belanda soal kejadian tersebut.
Beberapa menteri luar negeri kemungkinan akan hadir di pertemuan pada Jumat (19/9) ini karena mereka juga telah dijadwalkan untuk menghadiri debat Badan Keamanan soal Irak pada sore harinya.
"Kami agak bingung mengapa Rusia meminta pertemuan ini," kata seorang diplomat yang tidak mau diungkapkan identitasnya, sebagaimana dikutip Reuters. "Kita akan lihat Jumat nanti."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan Badan Keamanan Belanda menyatakan MH17 jatuh karena "sejumlah besar objek berenergi besar" menembus badan pesawat, mendukung teori bahwa pesawat itu ditembak menggunakan peluru kendali dari darat.
Duta Besar Belanda untuk PBB Karel van Oosterom mengirimkan salinan laporan itu ke Badan Keamanan minggu lalu dan bersamaan dengan itu, ia menekankan Badan Keamanan Belanda, yang berkoordinasi dengan investigasi internasional soal insiden itu, bergerak secara independen.
Dia menyatakan kelompok penyidik tersebut terdiri dari pakar-pakar dari Organisasi Penerbangan Sipil, Badan Keamanan Penerbangan Eropa, Australia, Perancis, Jerman, Indonesia, Malaysia, Rusia, Ukraina, Inggris, dan Amerika.
Laporan akhir dari penyelidikan ini akan diterbitkan tahun depan.
Menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu minggu lalu menyalahkan Ukraina dan mengatakan "bencana ini terjadi di wilayah udara Ukraina, yang bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang terjadi," sebagaimana dikutip kantor berita Interfax.
Pada 21 Juli lalu, Dewan Keamanan PBB membuat resolusi yang menuntut kelompok bersenjata untuk memungkinkan "akses aman dan tak terbatas" ke lokasi jatuh pesawat.
Walau beberapa penyidik Malaysia dan pencari jenazah Belanda mencapai lokasi kejatuha pesawat itu, pertempuran antara pemberontak dan pasukan Ukraina tidak memungkinkan penyidik untuk masuk.
Namun, gencatan senjata yang berlangsung sejak 5 September lalu mungkin bisa jadi celah yang bisa dimanfaatkan.
MH17 yang terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur jatuh di wilayah yang dikuasai pemberontak pro-Rusia di Donetsk, Ukraina, menewaskan 298 orang yang dua per tiga di antaranya berkewarganegaraan Belanda.
Ukraina dan negara Barat menuduh pemberontak menembak pesawat tersebut dengan peluru kendali canggih buatan Rusia.
Rusia menyangkal tuduhan memasok pemberontak dengan peluru kendali anti pesawat SA-11 Buk.