ANCAMAN ISIS

AS Manfaatkan Isu Sunni-Syiah

CNN Indonesia
Jumat, 19 Sep 2014 13:00 WIB
Menurut pengamat, AS pilih berkoalisi dengan Sunni karena Syiah punya kecenderungan menuntut kekuasaan dan membentuk kekuatan wilayah.
Menurut pengamat, AS pilih berkoalisi dengan negara-negara Sunni karena cenderung moderat dan tidak mengancam.
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat telah memanfaatkan perselisihan antara Sunni dan Syiah dalam mengatasi permasalahan di Timur Tengah, khususnya dalam upaya memberantas kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS.  

"Sunni dan Syiah adalah dua aliran yang tidak bisa bersatu, dan ini adalah bagian dari potensi konflik yang bisa dimainkan Amerika Serikat," kata Cholil Nafis, pengamat Timur Tengah dan Islam dari Universitas Indonesia, pada CNN Indonesia (18/9).

Menurutnya, Amerika Serikat lebih memilih untuk berkoalisi dengan negara-negara yang mayoritas penduduknya menganut aliran Sunni karena, secara ideologis aliran tersebut tidak menuntut kekuasaan dan tidak berhasrat membentuk kekuatan wilayah, sehingga Amerika memandang Sunni sebagai aliran moderat yang tidak mengancam.

Sementara itu, AS menilai Iran dan Suriah sebagai ancaman sehingga tidak mau bekerja sama dengan kedua negara tersebut.

"Iran punya ideologi politik, ideologi kekuasaan. Amerika dan Barat tidak pernah bisa masuk ke Iran, jadi walaupun Iran juga ingin memerangi pemberontak, mereka tidak akan pernah diterima oleh Amerika," kata dia.

Dia menambahkan, Amerika Serikat bisa saja menggunakan kesempatan ini untuk masuk ke Suriah, padahal aelama ini Suriah tidak pernah menerima Amerika Serikat untuk turut campur dalam perang saudara yang berlangsung di negaranya.
"Tapi dengan alasan ISIS, Amerika bisa masuk dan melihat kekuatan mereka. Informasi ini bisa dimanfaatkan untuk menggulingkan Bassar al-Assad," ujarnya, menjelaskan.

Sementara itu,  Mohammad Baharun, anggota dewan pakar Ibrahim Husen Institute mengatakan bahwa ideologi Syiah yang berhasrat membentuk kekuatan teritori adalah ancaman bagi Indonesia. 

"Karena ISIS melakukan gerakannya secara terbuka dan bisa dihadapi secara langsung. Sementara Syiah bergerak secara sembunyi-sembunyi dan mengakibatkan bahaya laten bagi akidah Islam dan keamanan NKRI," kata Baharun.

Dia mengungkapkan, dalam konteks akidah Islam, Syiah sudah jelas dianggap membahayakan karena termasuk dalam kategori agama menyimpang berdasarkan penilaian Majelis Ulama Indonesia.

Dia menilai paham ini akan terus ada karena disebarkan melalui gerakan bawah tanah. Jika dibandingkan dengan ISIS yang berperang secara terang-terangan, gerakan bawah tanah Syiah akan jauh lebih sulit dihentikan.

Namun, Muslih Nashoha, Kasubdit Resosialisasi dan Rehabilitasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menolak untuk mencap Syiah sebagai teroris.

"Saya terlibat langsung dengan proses deradikalisasi teroris yang mengaku ISIS, dan dari ceritanya saya bisa menilai kalau mereka memang benar-benar teroris. Tapi Syiah saya belum pernah bertemu langsung, jadi saya belum berani menilai," kata dia.

Perkembangan ISIS di Indonesia sempat terpantau di beberapa titik,  Namun persebarannya masih terpusat di Jawa.
Sementara itu, Kepala BNPT Ansyaad Mbai sebelumnya mengaku belum mengetahui arah perkembangan ISIS di Indonesia.

"Semua masih meraba," kata Mbai melalui pesan singkat pada CNN Indonesia (8/9).

Presiden Amerika Serikat Barrack Obama memutuskan untuk memperluas serangan udaranya ke Suriah tanpa berkoordinasi dengan pemerintahan al-Assad.

AS bahkan sempat mengancam Suriah untuk tidak melakukan tindakan yang menghalangi niatan tersebut. Jika Suriah dinilai menyulitkan, Amerika tidak segan untuk menyerang pertahanan udara milik negara yang sedang berkonflik itu.

Selain itu, Obama juga memutuskan untuk membentuk koalisi dengan negara-negara Timur Tengah dalam mengatasi ISIS. Namun, Amerika Serikat menyatakan tidak mau mengajak Iran dalam koalisi ini.

Iran, di lain pihak, mengaku Amerika sudah sempat meminta Iran untuk bergabung dengan koalisi ini. Hanya saja, pemimpin negara tersebut, Ayatullah Khomenei, secara pribadi menolak ajakannya.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER