NUKLIR DI IRAN

10 Fakta Mengenai Nuklir Iran

CNN Indonesia
Senin, 22 Sep 2014 15:59 WIB
Hubungan Iran dan Barat selalu tegang selama beberapa dekade. Tidak hanya karena ancaman terorisme, Barat juga kerap curiga dengan program nuklir yang sedang dikembangkan Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif saat menghadiri pertemuan PBB. (Reuters/Maxim Zmenyev)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hubungan Iran dan Barat selalu tegang selama beberapa dekade. Tidak hanya karena ancaman terorisme, Barat juga kerap curiga dengan program nuklir yang sedang dikembangkan Iran.

Berikut 10 fakta mengenai program nuklir Iran yang banyak ditentang negara Barat:

1. Kapan Iran mulai mengembangkan program nuklir? 

Pada awal 1957, AS meluncurkan program nuklir dengan Iran. Saat itu, Iran yang dipimpin oleh Shah, memang memiliki hubungan baik dengan AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iran pun mengembangkan program nuklirnya pada 1970-an atas dukungan AS. 

AS mulai berhenti mendukung program nuklir Iran ketika Shah digulingkan pada Revolusi Islam tahun 1979.

2. Mengapa Barat khawatir dengan program nuklir Iran? 

Setelah Revolusi Islam, Iran semakin mengembangkan tenaga nuklir yang mereka klaim untuk dijadikan sebagai tenaga pembangkit listrik.

Namun badan rahasia AS, CIA, menilai bahwa negara tersebut belum perlu mengganti tenaga listriknya dengan nuklir.

Negara-negara Barat pun curiga pengembangan nuklir di Iran bertujuan untuk membuat bom atom.

Pada tahun 2003, Badan Energi Atom Internasional, IAEA, menyatakan bahwa mereka menemukan pabrik uranium berkadar tinggi di Natanz, Iran. 

Produksi uranium Iran sempat dihentikan, namun pada tahun 2006 Iran kembali memproduksi setelah mengadakan perjanjian dengan IAEA.

3. Apa tindakan yang dilakukan organisasi internasional?

Pada akhir tahun 2006 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi terhadap Iran karena tidak juga menghentikan program nuklirnya.

Sanksi kemudian meluas menjadi larangan jual beli senjata, larangan berkunjung, larangan jual beli minyak dan larangan bertransaksi dengan bank di Iran selama tujuh tahun.

4. Apakah Iran jera?

Sanksi tersebut melumpuhkan perekonomian Iran karena harga minyak turun dan mata uang Iran turun 80%. Tahun 2012 Iran bahkan mengalami inflasi.

Tapi seakan tidak jera setelah diselidiki oleh AS, Iran malah menambah produksi uraniumnya menjadi 19 ribu sentrifugal yang awalnya hanya berjumlah 3.000 sentrifugal pada tahun 2007.

5. Mengapa Iran dan negara Barat baru berunding sekarang?

Pemerintah AS percaya bahwa sanksi yang diberikan cukup membuat Iran jera. 

Presiden Iran Hassan Rouhani juga dinilai lebih terbuka dari presiden sebelumnya sehingga lebih mudah diajak bernegoisasi.

6. Seberapa canggih Iran memproduksi senjata nuklir?

Sebuah kelompok anti-nuklir di AS mengatakan bahwa jika Iran tidak dicegah, Iran dapat memproduksi bom nuklir dalam jangka waktu sebulan.

Namun menurut Mark Hibbs, seorang ahli kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, jika Iran terus dicegah, Iran baru bisa memproduksi bom nuklir dalam jangka waktu satu hingga tiga tahun.

7. Apa yang dituntut negara Barat mengenai progam nuklir Iran?

Negara barat menuntut agar Iran mengurangi 20% kadar uranium yang sedang diproduksi. 

Selain itu Iran juga harus mengurangi stok uranium, berhenti membangun fasilitas pengayaan uranium baru dan menghentikan reaktor di Arak, yang dapat menghasilkan plutonium bahan alternatif untuk bom nuklir.

8. Apa yang imbalan yang diminta Iran jika menyetujui kesepakatan tersebut?

Iran meminta negara Barat mengurangi sanksi dan memperbolehkan Iran memproduksi uranium berkadar rendah sesuai perjanjian Non-Proliferasi (pembatasan kepemilikan senjata nuklir) yang telah ditandatangani Iran pada 1 Juli 1968.

9. Apakah Iran satu-satunya negara dengan program nuklir? 

Tidak karena negara anggota Dewan Kehormatan PBB (AS, Inggris, Perancis, Rusia dan Tiongkok) pun memiliki senjata nuklir.

Federasi Ilmuwan Amerika juga telah memperkirakan bahwa Israel memiliki sekitar 80 senjata atom namun Israel juga selalu menolak untuk mengkonfirmasi.

10. Mengapa negara lain tidak menghadapi banyak pengawasan? 

Tidak ada tindakan yang dapat dilakukan terhadap negara yang tidak menandatangani perjanjian Non-Proliferasi  seperti India dan Pakistan.

"Hanya sedikit langkah yang bisa AS lakukan untuk menghentikan pengembangan nuklir di Pakistan," kata Hibbs.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER