KERUSAKAN IKLIM DUNIA

Sektor Industri Janji Pulihkan Iklim

CNN Indonesia
Selasa, 23 Sep 2014 16:46 WIB
Industri yang disebut sebagai kambing hitam perusakan iklim, saat ini mulai berusaha menanggulangi perusakan yang terjadi. 
Teknologi ramah lingkungan masih cukup mahal. (Getty Images/Jerry Hu)
Jakarta, CNN Indonesia --

Disebut sebagai pertemuan antar negara yang paling bergengsi sedunia, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) minggu ini di New York akan membahas banyak permasalahan dunia, salah satunya ialah mengenai perubahan iklim.

Puluhan acara diskusi dengan tema iklim akan berlangsung pekan ini di new York, tapi puncak acaranya akan dilakukan pada Selasa (23/9) di markas PBB.

Presiden Obama dan para pemimpin dari 120 negara akan menyatakan inisiatif mereka untuk mengatasi perubahan iklim, sementara itu para pemimpin perusahaan besar dari berbagai negara akan membuat deklarasi terpisah.

"AS menyikapi KTT ini dengan serius untuk menunjukkan komitmennya dalam memerangi perubahan iklim serta mengajak para pemimpin negara lainnya untuk ikut serta," kata John Podesta, konselor Obama, dalam peryataan yang dikutip oleh USA Today.

Kata Podesta, Obama akan menjelaskan langkah-langkah mencegah kerusakan lingkungan, tapi tidak akan ketok palu mengenai aturan emisi hingga awal tahun depan.

Padahal pada pertemuan KTT iklim di Kopenhagen tahun 2009, Obama telah berjanji untuk mengurangi emisi di AS (yang pada tahun 2005 berjumlah 17%) pada 2020.

Perjanjian PBB untuk mengurangi emisi karbon global memang belum akan dilaksanakan mengingat sebagian besar negara di Asia sedang melakukan pembangunan.

Para pemimpin tertinggi Tiongkok dan India, negara pertama dan ketiga penghasil emisi karbon dioksida terbesar di dunia, tidak akan hadir.

Podesta mengatakan, Tiongkok yang diwakili oleh wakil perdana menteri dan India yang diwakili perdana menteri barunya, Narendra Modi, akan bertemu dengan Obama di Washington, DC, beberapa hari setelah KTT iklim.

Stern, negosiator iklim AS, mengatakan negara-negara akan lebih realistis daripada berambisi untuk mengatasi perubahan iklim seperti yang terjadi pada pertemuan di Kopenhagen tahun 2009.

"Pembicaraan mengenai perubahan iklim selalu rumit," kata Stern.

Figueres, negosiator PBB, mengatakan emisi karbon harus segera diturunkan menjadi nol di paruh kedua abad ini agar suhu global stabil di bawah angka 2 derajat Celsius (atau 3,6 derajat Fahrenheit). 

KTT tahun ini juga akan dimeriahkan oleh bintang Hollywood. 

Aktor dan pecinta lingkungan, Leonardo DiCaprio, terpilih sebagai Utusan Perdamaian PBB, akan berpidato. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya merasa memiliki tugas moral untuk berbicara pada momen bersejarah ini," katanya dalam sebuah pernyataan. 

Perubahan iklim kali ini jauh lebih berbeda menurut Jennifer Morgan, pembina program iklim dan energi di kelompok riset World Resources Institute. 

Morgan mengatakan dampak perubahan iklim semakin terlihat seperti kenaikan permukaan laut, kekeringan dan kebakaran hutan.

"Biaya penggunaan tenaga angin dan tenaga surya pun semakin mahal. Oleh karena itu banyak perusahaan yang enggan merubah sistem industrinya untuk mengatasi kerusakan lingkungan," kata Morgan.

Mindy Lubber, ketua kelompok sosial nirlaba, Ceres mengatakan masih banyak perusahaan, investor dan perwakilan negara yang akan terlibat untuk pertama kalinya dalam melakukan aksi pencegahan kerusakan lingkungan tahun ini.

"Tindakan mengurangi kerusakan lingkungan saat ini jauh lebih berbeda karena yang terlibat bukan hanya para pemimpin negara atau organisasi," kata Lubber.

Saat ini perusahaan yang telah melakukan aksi untuk mengurangi kerusakan lingkungan antara lain:

1. Big Oil

Perusahaan seperti Big Oil, telah berjanji untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan kebocoran metana dari produksi bahan bakar fosil yang mereka lakukan serta melindungi hutan-hutan di dunia.

Big Oil bertindak bukan hanya setelah para demonstran perubahan iklim melakukan aksi protes di Manhattan pada hari Minggu (21/9), namun juga setelah didesak oleh para investor mereka.

2. Kesepakatan Divestasi  Eksplorasi Bahan Bakar Fosil

Sebelum KTT PBB tentang iklim berlangsung, Uskup Agung Desmond Tutu dijadwalkan akan mengumumkan kesepakatan para pelaku bisnis untuk tidak lagi berinvestasi dalam sektor eksplorasi bahan bakar fosil yang selama ini dinilai merusak lingkungan. 

Ratusan pengusaha dan kurang lebih 50 yayasan telah menandatangani perjanjian untuk melepas kepemilikan mereka di 200 produsen minyak dan gas dunia, termasuk ExxonMobil, BP dan Chevron. 

Stephen Heintz, ketua perhimpunan Rockefeller Brothers, yang ikut dalam penandatanganan kesepakatan berharap agar semakin banyak pelaku bisnis yang bergabung. 

Perhimpunan Rockafeller beranggotakan keluarga-keluarga kaya yang berbisnis di sektor minyak dan gas.

Heintz mengatakan bahwa John D. Rockefeller, penyokong dana awal perhimpunannya, telah mencurahkan setengah dananya untuk investasi penelitian energi yang terbarukan dan iklim. 

Rockefeller ialah seorang pelaku bisnis yang percaya dengan inovasi. 

Saat mendirikan Standard Oil, ia pernah melepas bisnis minyak ikan paus.

"Saya yakin jika ia masih hidup hari ini, ia akan berinvestasi di bidang teknologi energi bersih," kata Heintz. 

3. Tidak Menggunakan Sumber Daya dari Hutan Rusak

Sekitar dua lusin perusahaan besar dan 24 negara akan bergabung dengan organisasi pecinta lingkungan untuk menghentikan aksi perusakan hutan untuk mengurangi pemanasan global. 

Mereka akan berkomitmen untuk tidak menggunakan sumber daya alam yang berasal dari hutan yang telah dirusak. Nestle, Kellogg, Hershey dan General Mills, sebelumnya telah lebih dulu melakukan aksi ini.

Kelompok-kelompok yang bergabung melakukan aksi peduli lingkungan selama ini diketahui saling berkompetensi di dunia bisnis. 

"Inisiatif yang dilakukan sangat di luar dugaan," kata Charles McNeill, penasihat kebijakan senior untuk Program Pembangunan PBB. 

McNeill mengatakan jika perusahaan besar berani memimpin perubahan, perusahaan yang lebih kecil pasti akan mengikuti.

4. Mengatasi Kebocoran dalam Produksi

Enam perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia akan melakukan, kemitraan dengan kelompok 'Climate and Clean Air' untuk sama-sama menanggulangi kebocoran metana dari produksi bahan bakar fosil. 

"Ini adalah kesempatan besar bagi para pelaku industri untuk membenahi apa yang selama ini dicemari," kata Nathaniel Keohane dari perhimpunan swasta 'Environmental Defense'. 

Keohane mengatakan emisi metana yang berasal dari rumah kaca menyumbang 25% efek pemanasan global. 

5. Kenaikan Pajak Perusahaan dengan Polusi Karbon

Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, akan mendukung kenaikan pajak pada perusahaan yang membuat polusi karbon. 

Juru bicara Kim mengatakan bahwa pajak tersebut dapat digunakan untuk investasi riset efisiensi energi dan energi yang terbarukan. 

6. Penetapan Harga Karbon

Pekan lalu, lebih dari 340 investor global yang setidaknya memiliki aset US$ 24 triliun (termasuk Swiss Re dan Asosiasi Universalis Unitarian) mendesak pemerintah untuk mulai menetapkan harga karbon. 

Uni Eropa telah melakukannya, tetapi Amerika Serikat belum.

7. Pelatihan Penggunaan Energi Rendah Karbon 

We Mean Business, koalisi yang kerap bekerjasama dengan ribuan perusahaan dan investor, akan mulai memberikan pelatihan mengenai penggunaan energi rendah karbon. 

Aksi tersebut mengacu pada hasil diskusi Senin (22/9) antara pembicara iklim PBB, Christiana Figueres, dengan Apple dan Ikea, dua pemimpin perusahaan yang telah berjanji untuk menggunakan sumber energi terbarukan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER