Mogadishu, CNN Indonesia -- Wartawan asal Amerika Serikat, Michael Scott Moore, yang sudah ditahan lebih dari dua tahun oleh perompak Somalia akhirnya dibebaskan, pada Selasa (23/9).
"Kami sungguh bahagia," kata Marlis Saunders, ibu Moore, kepada CNN Internasional. "Perlu banyak usaha untuk mencapai titik ini dan mendengar dia akhirnya bebas sangat melegakan, saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata."
Saunders mengaku tak punya banyak kesempatan untuk berbincang dengan anaknya sebelum penculikan terjadi, sehingga dia berencana akan memanfaatkan waktu bersama Moore sebaik mungkin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saunders menolak untuk berkomentar saat ketika ditanya apakah pembebasan itu terjadi karena ada pembayaran uang tebusan.
Sementara Ahmed Muse, gubernur wilayah Mudug, Somalia, juga menyatakan tidak tahu soal uang tebusan, namun mengakui bahwa sejumlah tokoh Somalia sempat bernegosiasi dengan perompak agar Moore dibebaskan.
"Moore sudah kelelahan secara fisik dan mental," kata Ahmed Muse.
Menurut Muse, setelah Moore dibebaskan, wartawan itu kemudian menaiki pesawat dari bandara Galkayo, Somalia. Namun, Muse menolak menyebutkan tujuan pesawat itu.
Sementara Michel Todd, mantan editor Moore di majalah Pacific Standard mengaku senang mendengar kabar pembebesan Moore.
"Luar biasa, rasanya seperti bertemu dengan orang yang kembali dari kematian."
Todd menjelaskan bahwa Moore adalah kolumnis mingguan lepas yang sering kali menulis soal Somalia dan pernah meneliti soal perompak Somalia.
Di Somalia, kasus penculikan oleh perompak biasa terjadi dan disertai dengan permintaan uang tebusan.
Pelaku penculikan yang paling terkenal adalah para perompak yang beroperasi di Teluk Aden, salah satu perairan yang paling banyak digunakan untuk penyelundupan manusia di dunia.
Pada tahun 2012, Kementrian Luar Negeri AS membenarkan pihaknya telah berbicara dengan keluarga Moore dan memutuskan akan bekerjasama dengan Kenya dan Somalia untuk mendapatkan informasi terkait lokasi penyekapan Moore.
Akibat penculikan ini Kementrian Luar Negeri AS menerbitkan larangan berkunjung ke Somalia.
Pada Agustus lalu, penulis AS, Peter Theo Curtis, juga dibebaskan setelah disekap oleh kelompok pemberontak Islam, Jabhat al-Nusra, di Suriah. Curtis dibebaskan melalui Tel Aviv, Israel dan kemudian terbang ke Boston untuk berkumpul bersama keluarganya.