Manila, CNN Indonesia -- Puluhan ribu wisatawan Tiongkok membatalkan kunjungannya ke Filipina setelah pemerintah Beijing menerbitkan larangan berkunjung merugikan hotel, penerbangan, dan agen wisata.
Tiongkok memperingatkan warganya untuk menghindari Filipina karena teror bom di Kedutaan Besar Tiongkok di Manila dan bahaya geng penjahat.
Peringatan ini berdampak langsung pada tujuan wisata utama Filipina, Pulau Boracay, setelah 20 ribu wisatawan Tiongkok membatalkan pesanan tempat mereka dalam rentang waktu lima hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini masalah serius karena hotel-hotel yang bergantung pada pemasukan dari reservasi kamar seperti kehilangan uang," kata Direktur Pariwisata Regional, Helen Catablas, pada AFP (23/9).
Kerugian akibat pembatalan reservasi hotel diperkirakan mencapai US$11 juta atau setara dengan Rp131 miliar.
Maskapai Filipina Cebu Pacific mengungkapkan sebanyak 149 penerbangan dari dan menuju Tiongkok sepanjang tahun ini telah dibatalkan.
Sementara maskapai regional AirAsia menyatakan menunda penerbangan dua kali seminggu dengan tujuan Boracay-Shanghai sampai waktu yang tidak ditentukan.
Kebijakan ini mengakibatkan layanan kapal feri dan bis di pulau yang terkenal karena pasir putih dan laut tenang ini kehilangan sepertiga dari rata-rata 150 penumpang per hari.
"Kami jauh dari Manila, tapi kami yang menderita. Pemerintah harus mengatasi masalah keamanan Tiongkok dan meyakinkan wisatawan bahwa tidak ada masalah di sini," kata Bonnie Javelona, manajer operasional Southwest Bus Tours.
Sebelum larangan kunjungan ini Tiongkok adalah pasar ketiga terbesar sektor wisata Filipina setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Menurut data pemerintah, kedatangan wisatawan Tiongkok di Filipina di paruh pertama tahun ini meningkat 13,6 persen atau mencapai 226.163 orang.
Hingga saat ini, sejumlah negara, termasuk Israel, telah memeringatkan warganya untuk menghindari berkunjung ke Filipina karena ancaman penculikan.