REFERENDUM

Referendum Kemerdekaan Catalonia Ditunda

CNN Indonesia
Rabu, 01 Okt 2014 07:00 WIB
Mahkamah Konstitusi Spanyol mengabulkan gugatan pemerintah yang mengatakan referendum telah menyalahi konstitusi dan tidak didukung mayoritas rakyat Catalonia.
Pada hari nasional Katalonia 11 September lalu, ratusan ribu warga turun ke jalan-jalan Barcelona menyuarakan referendum. (REUTERS/Albert Gea)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mahkamah Konstitusi Spanyol pada Minggu (28/9) menunda rencana pelaksanaan referendum kemerdekaan Katalonia yang akan diselenggarakan pada 9 November mendatang.

MK mengabulkan gugatan dari pemerintah federal Spanyol yang mengatakan bahwa referendum kemerdekaan Catalonia melanggar konstitusi atau inkonstitusional yang hanya akan menimbulkan konflik hukum dan politik.

Keputusan apakah referendum ini akan dilanjutkan atau tidak sepenuhnya akan berada di tangan rakyat Catalonia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden wilayah Katalonia, Artur Mas, pada Sabtu (27/9) menandatangani keputusan pelaksanaan pemungutan suara di Barcelona. Mas mengatakan bahwa Katalonia ingin berbicara, didengar dan memilih.

Pada hari nasional Katalonia 11 September lalu, ratusan ribu warga turun ke jalan-jalan Barcelona menyuarakan referendum. Ini merupakan tahun ketiga warga Catalonia yang menginginkan kemerdekaan turun ke jalan.

Namun pemerintah di Madrid berpendapat bahwa kota yang menyokong seperlima perekonomian Spanyol ini telah memiliki kekuasaan otonomi sendiri, seperti parlemen, kepolisian dan pengendalian terhadap pendidikan dan kesehatan.

Catalonia tetap mendesak perubahan konstitusi Spanyol yang tidak memperbolehkan 17 wilayah melepaskan diri secara sepihak.

Catalonia merupakan wilayah timur laut Spanyol, bersama dengan Barcelona yang merupakan kota kedua terbesar di negara tersebut.

Perdana Menteri Mariano Rajoy pada awal bulan ini mengungkapkan bahwa ia menolak ide apapun mengenai referendum.

"Cukup mudah, referendum ini tidak resmi sehingga tidak akan diselenggarakan. Selain itu, referendum menentang sejarah dan melukai perasaan kita, melawan sebagian besar keinginan rakyat Spanyol, merusak masa lalu dan masa depan warga Catalonia dan wilayah Spanyol lainnya," ujar Rajoy.

Awal bulan ini, salah satu tokoh politik Catalonia yang juga merupakan pemimpin partai Republik Kiri, Oriel Junqueras menduga akan ada pembangkangan sipil jika pemerintah di Madrid membatalkan hak fundamental warganya untuk merdeka.

Keramaian di Barcelona awal bulan ini memperlihatkan bahwa warga akan terus menyimpan suara mereka jika Madrid berhasil membatalkan referendum.

Jika jadi digelar, warga akan dihadapkan pada dua pertanyaan pada referendum, yaitu apakah Catalonia bisa menjadi sebuah negara? Jika jawabannya adalah ya, maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah sebuah negara harus mandiri?

Hasil survei mengindikasikan mayoritas warga Catalonia ingin memiliki kesempatan untuk memilih, namun hal tersebut lebih kecil dibandingkan dengan mayoritas yang ingin mendapat kesempatan untuk merdeka.

Mereka yang menginginkan kemerdekaan di Barcelona pada awal bulan ini tidak merepresentasikan 7,5 juta warga yang berada di wilayah tersebut.

Sebuah kerumunan kecil dari beberapa ribu warga yang turun ke jalan di kota terbesar kedua Catalonia, Tarragona, menginginkan wilayah tersebut tetap menjadi bagian dari Spanyol.

"Alasan kami ingin tetap bersama Spanyol adalah karena kami merupakan bagian dari Spanyol," ujar salah seorang warga Tarragona.

Catalonia ingin mengekor kesuksesan Skotlandia dalam menggelar referendum, walaupun kemerdekaan tidak didapat dan kembali bersatu bersama Inggris.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER