Amerika Serikat akan membayar petani kapas Brasil sebesar US$300 juta untuk menyelesaikan sengketa yang telah berumur satu dekade lebih.
Dua pejabat pemerintah yang terlibat perundingan menyatakan lega atas keputusan yang menjadi langkah pertama untuk memperbaiki hubungan antar kedua negara setelah skandal pengintaian terjadi.
Kesepakatan tersebut akan secara resmi ditandatangani pada Rabu (2/10) di Washington, setelah Menteri Pertanian Brazil, Neri Geller dan Menteri Luar Negeri, Luiz Alberto Figueiredo menyelesaikan diskusi di AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perwakilan Dagang AS, Michael Froman dan Menteri Pertanian, Tom Vilsack akan jadi utusan AS untuk menandatangani perjanjian.
"Semua orang merasa lega karena Brazil dan Amerika Serika telah mencapai kesepakatan untuk melanjutkan hubungan yang lebih baik lagi," kata salah satu pejabat Brasil kepada Reuters.
Pejabat itu mengatakan, setelah AS mengirim dana ke Brasil Cotton Institute, atau IBA, pemerintah Brasil tidak akan menyulitkan aturan dagangan lebih lanjut terhadap AS.
Ia menambahkan bahwa AS dapat menerapkan rancangan undang-undang pertanian baru tanpa kekhawatiran ada pembalasan dari Brasil.
"Kesepakatan ini menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak," katanya.
Tegang akibat Snowden
Hubungan antara AS dan Brazil tegang sejak tahun lalu, saat National Security Agency (NSA) memata-matai aktifitas dunia maya Presiden Brasil, Dilma Rousseff melalui program rahasia.
Dokumen rahasia Brasil yang berhasil dikumpulkan lalu dibocorkan oleh mantan analis NSA, Edward Snowden.
Rousseff pun membatalkan kunjungan kenegaraan yang akan dilakukan ke Washington dan menuntut permintaan maaf dari Presiden AS, Barack Obama.
Secara terbuka AS menyatakan menyesal atas aksi NSA, namun tidak mengungkapkan pernyataan resmi.
Pembicaraan diplomatik pun dilakukan, topiknya mulai dari ketentuan pajak berganda hingga visa, yang bertujuan untuk menjalin kembali hubungan bisnis dua negara dengan ekonomi terbesar di Barat ini, namun selalu gagal.
Pada 2004, Brazil memenangkan kasus sengketa kapas dengan AS di World Trade Organization, yang menyebabkan AS harus membayar denda sebesar US$830 juta ke Brasil.
Brasil mengizinkan AS menunda pembayaran denda jika AS mulai melakukan pembayaran ke petani kapas di Brasil.
Amerika Serikat berhenti membayar kompensasi bulanan ke Brasil pada Oktober tahun lalu, karena terjadi perselisihan anggaran di Kongres.
Hal tersebut mendorong pemerintah Brasil kembali mengancam untuk menaikan tarif yang lebih tinggi untuk produk AS.
Laporan awal tahun ini, yang dibocorkan oleh peretas ke media, mengatakan bahwa AS bersedia membayar setidaknya US$ 460 juta sebagai ganti rugi kepada petani Brasil untuk mengakhiri sengketa.
Wakil Presiden AS, Joe Biden kemudian melakukan perjalanan ke Brasil dan melakukan pertemuan bersama Rousseff pada bulan Juni dengan harapan melupakan skandal mata-mata.
Biden meyakinkan Brasil bahwa AS telah mengubah aturan mata-mata di dunia maya.
Indikasi lain bahwa hubungan AS dan Brasil mulai memperbaiki hubungan adalah mereka telah menandatangani pakta pertukaran informasi pajak pekan lalu, yang dapat menjadi senjata untuk menghindari pajak berganda para perusahaan AS yang beroperasi di Brasil dan sebaliknya.
"Kesepakatan Kapas" dilakukan beberapa hari sebelum pemilihan presiden yang akan dilaksanakan pada hari Minggu (5/10), di mana dua saingan Rousseff dalam kampanye menyatakan berjanji untuk membangun kembali hubungan dengan AS, agar dapat membuka pasar bagi para eksportir Brasil yang sedang dilanda resesi.