Pemimpin Hong Kong Leung Chun-ying telah meminta demonstran membubarkan diri paling lambat Senin (6/10) agar agar aktivitas sekolah dapat dilanjutkan dan pegawai bisa kembali bekerja di kantor yang selama ini diblokade para demonstran.
Demonstran membantah tudingan Leung yang mengatakan pegawai negeri tidak bisa masuk ke kantor dan Federasi Mahasiswa Hong Kong mengatakan jalan menuju kantor pemerintahan selalu terbuka.
"Kantor pemerintahan dapat meminta mereka untuk kembali bekerja. Pemerintah seharusnya tidak terus membuat bingung dan memperdaya warga," ujar perwakilan Federasi Mahasiswa Hong Kong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok hak asasi manusia, Human Rights Watch, mengeluarkan pernyataan yang meminta Leung Chun-ying meyakinkan publik tentang hak mereka berkumpul.
"Leung harus mengambil langkah cepat atau kepercayaan pada pemerintah Hong Kong atas HAM dan kedaulatan hukum akan sangat diragukan," ujar Direktur Tiongkok di Human Right Watch, Sophie Richardson.
Menurut pernyataan Federasi Mahasiswa Hong Kong, pemerintah telah mengutus perwakilan untuk bertemu dengan demonstran. Mereka mengajak berdialog membahas reformasi politik.
Sebelumnya, demonstran menolak melakukan dialog dengan Sekretaris Negara Hong Kong, Carrie Lam karena alasan kekerasan.
"Prasyarat untuk mengadakan pembicaraan antara pemerintah dan demonstran adalah polisi harus benar-benar dapat mengatasi bentrokan antara demonstran pro-demokrasi dan warga yang menentang. Jika dipenuhi, mahasiswa akan bersedia untuk membuka kembali dialog dengan pemerintah.” Demikian pernyataan Federasi Mahasiswa Hong Kong.
Puluhan orang terluka saat insiden bentrokan antara demonstran pro-demokrasi dan kelompok pro-Beijing di Mong Kok, Jumat dan Sabtu kemarin.
Demonstran menganggap polisi telah gagal melindungi mereka dari serangan orang-orang yang ingin mengakhiri demonstrasi tersebut.
Sekitar 30 orang ditangkap sejak Jumat lalu. Polisi mengatakan delapan di antara mereka diyakini memiliki jaringan dengan organisasi kriminal, Triad.
Kepolisian Hong Kong mencatat jumlah korban terluka akibat aksi demonstrasi sejak minggu lalu adalah 165 orang. Di antaranya, 120 laki-laki dan 45 perempuan.
Pada 31 Agustus lalu, parlemen Tiongkok menyatakan mendukung satu kerangka kerja yang memastikan hanya kandidat pro Beijing yang bisa berlaga dalam pemilu itu.
Sementara para pengunjuk rasa menuntut adanya pencalonan terbuka bagi kandidat pemimpin Hong Kong pada pemilu 2017 mendatang.