PASUKAN PESHMERGA

Pasukan Wanita Kurdi Paling Ditakuti ISIS

CNN Indonesia
Rabu, 08 Okt 2014 12:09 WIB
Pasukan wanita Peshmerga dari suku Kurdi punya keberanian yang tidak kalah dengan tentara pria. Bahkan, merekalah pasukan yang paling ditakuti ISIS di Irak.
Tentara wanita Peshmerga dari suku Kurdi tidak kalah beraninya dibanding tentara pria. (REUTERS/Ahmed Jadallah)
Jakarta, CNN Indonesia --
Seorang tentara wanita Peshmerga dari etnis Kurdi berhasil membuat kekacauan di markas militan ISIS di kota Kobani, Suriah, dengan menyerbu dan meledakkan bom bunuh diri.

Menurut The Independent, tentara wanita Peshmerga bernama Deilar Kanj Khamis, komandan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi, YPG, mendobrak masuk markas ISIS di pinggiran kota Kobani pada Minggu (19/10) sebelum akhirnya terlibat pertempuran sengit dan berakhir pada ledakan bunuh diri dengan granat.

Nasser Haj Mansour, pejabat pertahanan di wilayah Kurdi Suriah mengatakan ada sekitar 10 ribu tentara wanita Peshmerga yang ikut bertempur melawan ISIS di Suriah dan Irak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Mansour, saat kebanyakan tentara Kurdi dipukul mundur di wilayah selatan Kobani, Khamis tetap bertahan dan melawan balik dengan menembakkan senjata dan granat.

Bukan cerita baru, tentara wanita Peshmerga adalah pasukan gagah berani yang siap maju di garis depan pertempuran. Bahkan pasukan wanita inilah yang paling ditakuti ISIS.

"Tentara ISIS sepertinya yakin jika mereka terbunuh akan masuk surga, selama dibunuh oleh pria. Para tentara wanita Peshmerga ini mengaku puas telah membunuh tentara ISIS dan membuat mereka kalang kabut," kata ketua Komite Hubungan Internasional di Senat Amerika Serikat, Ed Royce, kepada New York Post.

Seorang tentara wanita Kurdi berusia 27 tahun bernama Tekoshin di Irak utara menegaskan hal ini.

"Saya kira ISIS lebih takut pada kami ketimbang pria. Mereka yakin akan masuk neraka jika mati di tangan wanita," kata Tekoshin, sambil menenteng Kalashnikov.

Sejak ISIS menguasai sebagian wilayah di Irak, tentara wanita Kurdi turut aktif berada di garis depan pertempuran, menembakkan senjata.

Tentara wanita Peshmerga dari suku Kurdi paling ditakuti ISIS. (REUTERS/Ahmed Jadallah)
Tentara Wanita Kurdi di Medan Perang

Partisipasi wanita bukanlah hal yang baru dalam sejarah suku Kurdi di Irak dan Turki.

Awalnya, para wanita Kurdi hanya boleh berada di kemiliteran sebagai pasukan medis, komunikasi dan administrasi, sementara fungsi mereka di medan tempur dibatasi.

Barulah pada tahun 1996 dibentuk resimen tentara wanita Peshmerga yang berfungsi melawan para kelompok garis keras dan mencegah kemungkinan serangan ke wilayah Kurdi.

Resimen wanita Peshmerga terdiri dari empat batalion dan dipimpin satu komandan tiap brigadenya. Pangkat tertinggi adalah kolonel wanita yang berfungsi sebagai komandan resimen.

"Tentara wanita Peshmerga berperang di garis depan bersama pasukan pria melawan ISIS di Kirkuk, Daquq, Jalawla dan Khanaqin. Selain bertempur, para wanita juga menyiapkan perangkat dan kebutuhan militer," kata Letkol Lamiah Mohammed Qadir, salah satu pemimpin resimen tentara wanita Kurdi saat bertugas di Jalawla, sekitar 150 kilometer timur Baqubah, ibukota Diyala, Irak, dikutip dari Al-Monitor (11/8).

Qadir melanjutkan, selain Kanj Khamis, sejauh ini tidak ada korban tewas dari pasukan wanita Kurdi walaupun berada di garis depan. Pasalnya menurut dia, pos militer wanita tidak mendapatkan serangan gencar dari ISIS, berbeda dengan pos tentara pria.

"Tidak perlu memulai konfrontasi langsung dengan ISIS. Namun, tentara wanita tetap siaga untuk serangan mendadak, karena mereka memiliki latar belakang militer di pertempuran sebelumnya, termasuk perang pembebasan Irak tahun 2003, belum lagi perang melawan kelompok Ansar al-Sunna di Halabja tahun 2002," ujar Qadir.

Menurut Qadir, untuk bergabung pasukannya wanita Kurdi memang tidak perlu punya pendidikan tertentu, namun kebanyakan yang melamar adalah lulusan universitas, institut atau SMP, dan tidak jarang dari akademi militer.

"Tidak ada tentara yang buta huruf di kesatuan kami," lanjut Qadir sambil menenteng senapan.

Tugas tentara wanita Peshmerga tidak berbeda dengan pasukan pria, bertempur di garis depan. (REUTERS/Ahmed Jadallah)
Salah seorang tentara wanita Kurdi, Chelan Shakhwan, mengatakan bahwa mereka wajib menjalani dua latihan, yaitu latihan harian dan latihan musiman.

Latihan harian dimulai pada pukul 6 pagi setiap hari selama satu jam, lalu dilanjutkan dengan pendidikan teori, politik, militer dan budaya, lalu sisanya untuk bertugas.

Mereka dilatih untuk piawai menggunakan senapan kelas berat, sedang dan ringan.

Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompoknya punya keahlian menguasai satu jenis senjata, seperti senapan sniper, otomatis, RPG dan lainnya. Latihan ini dilakukan di sekolah militer atau lokasi khusus. Sementara latihan musiman dilakukan bersama tentara pria.

"Kami sekarang ada di medan perang, saya telah menikah dan memiliki seorang putri yang saya tinggalkan dengan orangtua untuk berperang melawan ekstremis. Saya senang menjalankan tugas nasional saya mempertahankan Kurdistan," kata Shakhwan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER