Jakarta, CNN Indonesia -- Tentara Peshmerga dari suku Kurdi tengah menjadi sorotan lantaran merupakan salah satu kekuatan tempur yang saat ini gencar menghadapi ISIS di Irak, di saat pasukan negara itu kocar-kacir akibat kalah jumlah dan persenjataan.
Peshmerga yang artinya "mereka yang menyongsong kematian" adalah pasukan Kurdi dari wilayah utara Irak, yang saat ini bertempur melawan ISIS yang menguasai sebagian besar utara Irak.
Saat ini diperkirakan tentara Peshmerga berjumlah sekitar 190 ribu orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasukan ini bermula dari tentara penjaga perbatasan pada akhir 1800an, dan secara resmi terbentuk sebagai angkatan bersenjata Kurdi setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman di Turki pada awal Perang Dunia I.
Seiring berkembangnya pergerakan nasionalis Kurdi, identitas Peshmerga sebagai sosok kunci kebudayaan Kurdi juga meningkat, berevolusi dari pejuang suku menjadi tentara nasional bagi negara Kurdi yang merdeka.
Kebanyakan tentara Peshmerga saat ini adalah veteran perang Irak dan perang dengan faksi Kurdi lainnya.
Banyak tentara Peshmerga juga merupakan bekas tentara Saddam Hussein yang membelot dan membantu perjuangan kemerdekaan Kurdistan di Irak.
Saddam menghancurkan kekuatan Kurdi atau yang dikenal dengan "Anfal" pada 1988, salah satunya dengan menembakkan senjata kimia di Halabja yang menewaskan 5.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak.
Sepanjang tahun 1990an setelah Anfal Saddam Hussein berakhir, terjadi ketegangan internal, memicu terpecahnya Kurdi menjadi dua faksi, Partai Demokrasi Kurdistan (KDP) yang dipimpin oleh Massoud Barzani, putra pemimpin nasionalis Kurdi Mustafa Barzani, dan Serikat Patriot Kurdistan (PUK) pimpinan Jalal Talabani, yang menjabat presiden Irak tahun 2005 hingga 2014.
Di periode ini, wanita diperbolehkan bergabung dengan Peshmerga untuk memperkuat barisan tentara melawan Saddam Hussein.
 Tentara Peshmerga menjadi pertahanan utama Kurdi dalam mempertahankan wilayah mereka. (REUTERS/Ahmed Jadallah) |
Saat ini, Peshmerga bekerja sama dengan Partai Pekerja Turki atau PKK, sebuah kelompok militan sayap kiri yang berjuang untuk pembentukan negara Kurdi sejak tahun 1970an.
Dalam sejarahnya, partai pimpinan Abdullah Ocalan ini punya hubungan yang dingin dengan Peshmerga, namun karena memiliki musuh yang sama yaitu ISIS, mereka bersatu di Irak Utara.
Oleh Australia, Uni Eropa dan Amerika Serikat, PKK masuk dalam daftar organisasi teroris.
Selain dengan PKK, Peshmerga juga berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Rakyat, YPG, sayap militan Komite Tinggi Kurdi di Suriah, untuk menjaga perlintasan perbatasan Irak-Suriah.
YPG mengklaim telah membunuh hampir 700 tentara ISIS saat melindungi kota Kobani, menjadikannya petarung terbaik di wilayah tersebut.
Selain di Irak, Turki dan Suriah, suku Kurdi juga membentuk organisasi militan di Iran atau yang dikenal dengan Partai Kehidupan Bebas Kurdistan atau PJAK.
PJAK berjuang untuk hak-hak sipil warga Kurdi, termasuk hak berbudaya dan berpolitik di Iran.
Meurut Badan Keamanan Nasional Australia, PJAK adalah sekutu dekat PKK dan punya kamp pelatihan di Irak Utara. Oleh Iran, PJAK dianggap sebagai organisasi teroris.