Canberra, CNN Indonesia -- Biro Keselamatan Kementerian Transportasi Australia merilis analisis jejak penerbangan pesawat Malaysian Airlines MH370 terbaru pada Kamis (9/10).
Analisis itu menyebutkan pesawat Boeing 777 itu mungkin terjatuh secara berputar di atas Samudera Hindia bagian selatan setelah kehabisan bahan bakar selama dalam kondisi autopilot.
"Ada kemungkinan mesin pesawat sebelah kanan mati terlebih dahulu, diikuti oleh mesin sebelah kiri. Ini mengakibatkan pesawat menukik tajam secara berputar tak terkendali," seperti ditulis dalam laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkiraan semacam ini mengindikasikan puing pesawat dapat ditemukan di sekitar busur ketujuh atau sekitar 350 mil dari permukaan laut.
Pesawat tujuan Beijing yang hilang pada 8 Maret lalu hilang kontak dengan menara pengawas sesaat setelah lepas landas dari Kuala Lumpur Malaysia.
Diperkirakan, pesawat berputar arah hingga 180 derajat dan tetap mengudara selama beberapa jam sampai kehabisan bahan bakar dan jatuh di tengah Samudera Hindia dekat Australia.
Analisis terbaru perkiraan jejak pesawat MH370 ini menggunakan teknologi peta tiga dimensi pada dasar laut untuk memindai daerah dasar laut yang belum terpetakan.
Analisis ini menyusul pengumuman pemerintah Australia terkait pencarian pesawat yang masih terus dilakukan dan difokuskan pada lokasi 350 mil dari permukaan laut.
Namun, Kementerian Transportasi Australia menekankan teknologi baru ini belum berhasil menemukan puing pesawat MH370 di dasar laut.