DEMONSTRASI HONG KONG

Polisi Lanjut Bersihkan Barikade Demonstransi

CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2014 15:04 WIB
Terhitung sejak Senin (13/10), polisi Hong Kong terus membersihkan barikade yang dibuat oleh demonstran. Pagi ini proses pembersihan berjalan lancar.
Demonstran membuat barikade baru untuk setiap barikade yang dibongkar oleh polisi di Hong Kong (Reuters/Tyrone Siu)
Hong Kong, CNN Indonesia -- Ratusan polisi Hong Kong melakukan serangan fajar pada Jumat (17/10) di Mong Kok ketika para demonstran sedang tidur di dalam tenda.

Mereka membongkar barikade di jalan-jalan dan membersihkan sebagian besar atribut demonstrasi di area tersebut.

Kepala polisi pengawas di tempat kejadian, Barry Smith, mengatakan tidak ada penangkapan dalam operasi ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka (demonstran) telah menduduki area ini selama tiga minggu dan kami memutuskan untuk mengembalikan hak kepada publik untuk seperti hak-hak pejalan kaki," ujar Smith.

Meskipun mereka menghadapi sedikit perlawanan, namun Smith menjelaskan operasi yang melibatkan 800 petugas ini berjalan damai.

Beberapa demonstran menggunakan troli kecil untuk membawa air, matras tidur dan obat-obatan untuk menunggu kendaraan yang akan dibawa ke area protes yang lain ketika pihak berwenang membongkar barikade besi dan membawa barang-barang yang tertinggal ke dalam truk kecil.

Pembawa acara bincang-bincang di radio yang juga merupakan aktivis, Wong Yeung-tat, berada di area pembersihan.

Wong mengatakan polisi memberikan peringatan pendek melalui pengeras suara sebelum masuk ke area pembersihan dengan tongkat dan tameng. Tidak ada pemaksaan yang digunakan dalam operasi ini.

Operasi pembersihan ini dilakukan beberapa hari setelah ratusan polisi membongkar barikade yang dibuat oleh demonstran dengan palu dan gergaji di jalan utama menuju pusat bisnis.

Namun, lautan tenda warna-warni masih bertahan di jalan menuju kantor kepala pemerintahan Hong Kong, Leung Chin-ying.

"Pembersihan yang dilakukan oleh pemerintah Hong Kong ini akan menyebabkan gelombang protes lain dari warga. Kami mendesak demonstran untuk tetap bertahan dalam strategi protes yang mengambang untuk menjaga jalan-jalan sehingga kami tidak merasa harus menjaga posisi kami sampai akhir," ujar Wong.

Mayoritas demonstran mahasiswa menuntut demokrasi penuh di Hong Kong dan menuntut Leung Chun-ying mengundurkan diri dari jabatannya.

Pada Agustus lalu, Beijing menawarkan warga Hong Kong kesempatan untuk memilih pemimpin mereka sendiri pada pemilihan umum 2017 mendatang, namun hanya kandidat yang telah melalui seleksi Tiongkok yang dapat maju sebagai calon pemimpin wilayah otonomi tersebut.

Leung pada Kamis (16/10) berusaha meredakan ketegangan dengan mengundang dialog pekan depan.

Namun, ia juga mengatakan polisi akan membersihkan demonstran pada waktu yang tepat.

"Saya sangat marah. Pemerintah mengatakan akan melakukan diskusi dengan mahasiswa terkait masalah ini, namun kemudian mereka (polisi) datang dan membersihkan pos-pos kami," ujar Cony Cheung, 21 tahun, pramuniaga produk kecantikan.

Leung mengatakan tuntutan demonstran kepada Beijing tidak mungkin akan diberikan, atau 'zero chance' dan ia juga menolak mundur dari jabatannya.

Sekretaris Negara Hong Kong, Carrie Lam membatalkan rencana dialog dengan pemimpin mahasiswa pada awal bulan ini.

Lam mengungkapkan tidak mungkin untuk mengadakan dialog dalam situasi seperti sekarang.

Sebelumnya, hingga seratus ribu demonstran turun ke jalan-jalan utama Hong Kong memprotes keputusan Tiongkok, sebuah aksi terbesar sejak demonstrasi pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen Beijing tahun 1989 silam.

Setelah tiga minggu berlalu, jumlah demonstran menyusut secara signifikan dan hanya tersisa sekitar seribu orang yang masih bertahan.

Tiongkok khawatir, tuntutan demokrasi di Hong Kong dan tetangganya yang bekas jajahan Portugis yaitu Makau, dapat menyebar ke wilayah lainnya di Tiongkok daratan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER