Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina, menyatakan pada Jumat (18/10) bahwa mereka telah menerima sebagian tebusan dan tidak akan membunuh salah satu warga Jerman yang mereka culik.
Abu Sayyaf menyandera dua warga Jerman pada April lalu dari kapal yacht yang berlayar di laut lepas dan menempatkannya di pulau Jolo, 960 kilometer sebelah selatan Manila.
Al Kataib, rekan Abu Rami yang merupakan juru bicara Abu Sayyaf, melalui panggilan telepon mengungkapkan kepada wartawan di kota Zamboanga bahwa mereka telah menerima sebagian dari US$5,56 juta yang mereka minta pada Jumat dan tidak akan membunuh warga Jerman yang mereka sandera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al Kataib menolak mengatakan jumlah uang yang telah mereka terima atau memberikan rincian terkait siapa yang telah mengirimkan uang tersebut.
Pejabat pemerintah Filipina mengkonfirmasi bahwa pria Jerman yang disandera tidak dibunuh.
"Pemenggalan kepala tidak akan terjadi," ujar pejabat pemerintah yang menolak untuk disebut identitasnya.
Pejabat yang secara pribadi melakukan perundingan dengan pemberontak tersebut mengatakan sekitar US$4,5 juta atau setara dengan Rp54 milyar telah dibayarkan dan sisanya akan dikirimkan setelah perundingan lebih lanjut.
Abu Sayyaf yang menyatakan berbaiat kepada ISIS di Timur Tengah juga menuntut Jerman berhenti mendukung serangan udara AS ke Irak dan Suriah.
Sumber dari pemerintah Jerman menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier telah mengirimkan duta khusus ke Filipina untuk merundingkan kesepakatan ini.
Duta khusus tersebut yaitu Ruediger Koenig, telah tiba di Manila sejak Kamis (16/10) malam.
Abu Sayyaf memiliki riwayat penculikan, pembunuhan serta pengeboman di sejumlah wilayah di Filippina.
Terdapat beberapa kelompok separatis di wilayah selatan Filipina, namun Abu Sayyaf yang paling menonjol setelah menculik 21 wisatawan dan pekerja dari penginapan di dekat Malaysia tahun 2000 silam.