Manila, CNN Indonesia -- Kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan membebaskan dua sandera yang merupakan warga Jerman pada Jumat (17/10), setelah mengancam akan membunuh mereka jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Para sandera yang ditangkap pada April lalu telah disekap di Pulau Holo, sekitar 960 km di sebelah selatan Manila.
“Dr. Stefan Viktor Okonek dan (Henrike) Dielen dibebaskan di Patikul pukul 8.50 malam dan mencapai markas militer di Bubos pada 9.20 malam, dan langsung diadakan cek kesehatan. Mereka lalu dibawa ke kota Zamboanga dengan kapal angkatan laut,” kata Brigjen. Charlie Galvez, wakil komandan Mindanao Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi mengatakan, penduduk lokal menemukan para sandera diluar Patikul dan langsung membawa mereka ke kantor polisi terdekat. Polisi kemudian yang membawa mereka ke markas militer.
Okonek (70) dan Dielen (50) bermalam di Zamboanga, kemudian terbang ke Manila pada Sabtu (18/10) pagi.
Kementerian luar negeri Jerman mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Filipina untuk kerja sama yang “tertutup dan terpercaya”.
Sebelumnya, dalam sebuah siaran radio di Filipina Okonek mengatakan bahwa mereka disekap di sebuah lubang di dalam tanah.
Sudah DitebusSebelum pernyataan resmi dari pemerintah Filipina, juru bicara Abu Sayyaf, Abu Rami, telah terlebih dulu mengumumkan pembebasan sandera lewat radio lokal di Zamboanga.
Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar US$5.6 juta, serta menuntut pemerintah Jerman untuk berhenti mendukung serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Abu Rami mengatakan uang tebusan telah dibayar sesuai dengan tuntutan mereka.
“Uang telah kami terima, tidak lebih, tidak kurang,” ujarnya.
Pemerintah Filipina tidak berkomentar apa-apa soal ini.
Seorang sumber di pemerintahan Jerman megatakan pada Reuters bahwa Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, telah mgnirimkan utusan khusus ke Filipina pada Kamis lalu untuk melakukan negosiasi dengan pihak pemberontak.
Dalam kasus yang berbeda di bulan Agustus lalu, juru bicara kementerian luar negeri Jerman mengatakan bahwa tidak ada uang negara yang dikeluarkan terkait dengan pembebasan warga negara Jerman yang disandera oleh ISIS di Suriah selama sekitar satu tahun. Ia menambahkan bahwa pemerintah Jerman tidak terbuka terhadap tindak pemerasan.