KONFLIK UKRAINA-RUSIA

Kesepakatan Gas Jelang Musim Dingin

CNN Indonesia
Selasa, 21 Okt 2014 14:48 WIB
Menjelang musim dingin, Ukraina dan Rusia tengah dalam proses kesepakatan gas sementara, yang meliputi harga, volume dan periode pasokan gas hingga Maret 2015.
Rusia sepakat akan memasok gas jika Ukraina melunasi hutangnya yang mencapai US$4,5 miliar atau sekitar Rp53 triliun.(RIA Novosti/Alexei Nikolskyi)
Kiev, CNN Indonesia -- Setelah pertemuan empat mata antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Ukraina Petro Poroschenko pada KTT Eropa-Asia di Milan, Italia, pekan lalu, kedua negara kini tengah berdiskusi untuk menyepakati pasokan gas untuk musim dingin.

Perwakilan kedua negara, dijadwalkan akan bertemu di Brussels, Belgia, pada Selasa, (21/10) akan membahas lebih lanjut berbagai ketentuan dalam kesepakatan gas, seperti besaran hutang gas Ukraina, tenggat pembayaran hutang dan kemampuan Ukraina untuk membayar hutang.

Dalam persiapan pertemuan tersebut, perusahaan gas Ukraina, Naftogaz, telah bertemu dengan Komisioner Energi Eropa, Guenther Oettinger di Kiev pada Senin (20/10) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kesepakatan gas sementara dengan Rusia akan meliputi jaminan pasokan gas dari Gazprom sesuai volume yang telah ditentukan dan jaminan pembayaran gas oleh Naftogaz," tulis Naftogaz dalam siaran pers, seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/10).

Namun dalam siaran pers tersebut, Naftogaz tidak memberikan rincian tentang harga, hutang dan volume gas yang akan dikirimkan oleh Gazprom.

"Kami masih membahas detail dari pembicaraan gas yang akan berlangsung," kata juru bicara Komisioner Eropa, Marlene Holzner.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Reuters menunjukkan kesepakatan gas sementara antara kedua negara ini hanya akan memenuhi kebutuhan gas Ukraina selama musim dingin, dengan catatan cuaca tidak lebih dingin dari biasanya.

Rusia hanya akan memasok 5 juta meter kubik gas ke Ukraina hingga akhir Maret 2015.

Meskipun demikian, mengingat lebih dari separuh kebutuhan gas Ukraina berasal dari Rusia, Gazprom diperkirakan akan mengirimkan sekitar 5 bcm hingga 10 bcm pada periode Januari hingga Juni 2015.

Produksi gas Ukraina saat ini hanya mampu memasok sekitar 16,8 bcm, atau sekitar 52,5 persen dari total kebutuhan gas negara tersebut.

Produksi gas ini menyusut karena daerah penghasil gas, Crimea, telah dicaplok Rusia.

Pengamat menyatakan bahwa Ukraina akan mendapat pasokan dari beberapa negara Uni Eropa sekitar 5 hingga 6 bcm sampai akhir tahun ini.

Sehingga, pada musim dingin ini, pasokan gas di Ukraina dapat mencapai 42 hingga 53 bcm, yang terbilang cukup karena biasanya Ukraina hanya menerima 50 bcm pasokan gas per tahun.

Dalam kesepakatan tersebut, Ukraina akan membayar US$385 per 1.000 kubik meter gas kepada Rusia selama periode musim dingin hingga 31 Maret 2015.

Harga tersebut menurun ketika musim dingin berakhir, yaitu hanya sekitar US$325 per 1.000 kubik meter gas.

Rusia juga menyatakan bahwa hutang gas Ukraina mencapai US$4,5 miliar atau sekitar Rp53 triliun selama periode 2013 dan 2014.

Ukraina berjanji akan melunasi hutan tersebut, dengan menyicil sekitar US$2 miliar hingga US$3 miliar pada akhir tahun ini.

Seperti dikutip dari Reuters, dalam KTT Eropa-Asia pekan lalu, Putin setuju mengirimkan gas ke Ukraina namun mendesak negara-negara Eropa untuk membantu Ukraina melunasi pembayaran hutang gas.

Rusia berhenti mengirimkan pasokan gas ke Ukraina pada pertengahan Juni lalu setelah lebih dari dua tahun berselisih soal harga gas. Hubungan keduanya diperparah dengan aneksasi, atau pengambilalihan wilayah Crimea oleh Rusia pada Maret lalu.

Terlepas dari sengketa gas, kedua negara ini masih terbelit beberapa konflik lain, seperti perlawanan kelompok separatisme di Ukraina timur dan baku tembak yang kerap terjadi meskipun gencatan senjata telah disepakati.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER