Dallas, CNN Indonesia -- Masuknya virus Ebola ke Amerika Serikat membuat warganya dilanda kepanikan.
Kekhawatiran akan penyebaran virus ini, salah satunya dikhawatirkan oleh Cary Griffin.
Dengan adanya kasus Ebola terletak 160 mil dari Dallas, Griffin, yang merupakan mantan petugas lembaga permasyarakatan tak mau mengambil risiko. Ketakutan ini membuatnya lari ke hutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya akan melakukan apa pun yang dilakukan oleh bangsawan Inggris untuk bertahan hidup melewati wabah pes. Saya akan pergi ke pedesaan,” katanya, mengacu pada langkah Raja Charles II yang pergi ke pedesaan saat Wabah Besar London di tahun 1665-1666.
Griffin yang berumur 27 dan hidup di Huntsville, Texas, adalah salah satu orang yang didefinisikan sebagai 'preppers' di Amerika. Mereka merencanakan, berlatih, dan menimbun persediaan sebagai persiapan saat ada bencana alam atau kehancuran.
Untuk kebanyakan orang, tiga kasus Ebola yang didiagnosis di Amerika Serikat sejak akhir September merupakan alasan untuk berlari ke toko-toko demi mempersiapkan diri. Ebola dianggap merepresentasikan potensi bencana.
Ebola masuk ke Amerika Serikat ketika Thomas Eric Duncan, seorang warga negara Liberia yang terinfeksi Ebola datang ke Dallas, Texas, untuk mengunjungi kerabat dan keluarganya.
Duncan meninggal beberapa minggu setelah kedatangannya, namun perawat yang menanganinya di rumah sakit sudah terinfeksi Ebola dan saat ini sedang dalam perawatan intensif.
Preppers merespon Ebola dengan tindakan ekstrem, dengan memberi peringatan-peringatan palsu yang didorong oleh rasa takut.
Chad Huddleston, seorang antropolog dari Universitas Southern Illinois di Edwardsville yang mempelajari tentang Preppers, memperkirakan jumlah mereka di Amerika Serikat masih dibawah ratusan ribu. Dan ketakutan mereka pun lebih pada hal yang berkaitan dengan publik dibanding Ebola.
Menurut editor majalah Preppers & Shooters, Vincent DeNiro, preppers di Amerika Serikat berakar dari program pertahanan sipil di kala Perang Dingin.
Pergerakan ini berkembang dengan adanya acara TV National Geographic Channel "Doomsday Preppers".
Persiapan Preppers Preppers membeli banyak persiapan untuk bertahan hidup, membuat persediaan barang tersebut menipis (Reuters/ Andrew Innerarity) |
Bagi sebagian Preppers, bersiap untuk menghadapi Ebola berarti memperbanyak stok makanan beku, air, alat untuk menyaring dan pakaian anti-radiasi.
Beberapa yang lain berencana untuk bertemu dengan sesama mereka di lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya, atau seperti Griffin yang tidak memiliki pasangan atau anak, berencana untuk pergi sendiri ke hutan belantara.
Penimbunan yang dilakukan telah membuat beberapa peralatan untuk bertahan hidup habis, dari makanan yang dapat membuat bertahan sampai 20 tahun sampai ke pakaian medis kedap air menurut penjualnya. Di Cheaper Than Dirt, penjual peralatan survival melalui online yang berbasis di Texas, lusinan variasi makanan beku sudah habis, dari lasagna keju sampai ke jamur stroganoff yang dapat menyajikan 60 piring.
Persediaan seperti pakaian anti-radiasi dan sarung tangan pelindung, yang kadang disebut peralatan Nuclear, Biological and Chemical (NBC), semakin menipis kata Richard Smith, general manager The Survival Center, toko online di negara bagan Washington, yang terletak 1.500 mil jauhnya dari Texas. Smith sendiri membangkan penjualan grosir pakaian pelindung dan masker untuk pernapasan yang dijual dan bisa didapatkan di West Coast.
Menggunakan peralatan anti-radiasi tanpa pelatihan yang sesuai tidak dapat memberikan manfaat yang maksimal kata DeNiro.
“Membeli peralatan NBC dan tidak mempelajari bagaimana menggunakannya dengan benar sama seperti membeli senjata dan peluru tanpa berlatih menggunakannya,” katanya.
Kebanyakan para Preppers berfokus untuk merencanakan berbagai hal, dari badai matahari dan gempa bumi sampai ke bencana nuklir. Hal ini menunjukkan sikap skeptis mereka kepada pemerintah. Hal yang sama dengan yang disampaikan oleh pakar medis dan pembuat kebijakan atas kesalahan pemerintah Amerika Serikat dalam merespon penyebaran Ebola.
Di sekolah Preppers di selatan Florida, ketakutan akan Ebola membuat mereka mendapatkan banyak murid. Sebanyak 54 siswa dalam dua minggu terakhir mengambil pelatihan dasar tentang bagaimana menghindari kontak dengan virus, kata pendiri HomeSafety Academy di Lake Park, David D’Eugenio.
“Dalam beberapa minggu terakhir, saya bahkan tidak dapat menyebutkan seperti apa jam kami dengan banyaknya orang yang masuk,” katanya.
Seorang penggiat Preppers dan pemadam kebakaran yang sudah pensiun di West Palm Beach, Florida, Bob Boike, yang menghadiri sekolah milik D’Eugenio percaya bahwa wabah Ebola di Amerika Serikat akan dapat dihindari, tetapi ia tidak mau mengambil risiko.
Boike, 58, membantu memimpin sebuah tim berisi 32 preppers dan keluarganya. Mereka memiliki beberapa lokasi tersembunyi untuk bisa bertahan selama satu tahun atau lebih dan telah menyimpan air dan makanan kaleng, serta telah menyimpan banyak masker, sarung tangan dan perlengkapan medis lainnya.
“Ini adalah jaminan jika dan saat ada kehancuran sosial,” katanya.