ISU LAUT CHINA SELATAN

Jusuf Kalla Temui Mantan PM Thailand

CNN Indonesia
Senin, 03 Nov 2014 19:46 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan mantan perdana menteri Thailand, Surakiart Sathirathai untuk membahas ketegangan di Laut China Selatan.
Jusuf Kalla bertemu dengan APRC untuk membahas ide penyelesaian sengketa Laut China Selatan dengan menggandeng negara-negara yang terkait.(Setpres/Cahyo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla membahas ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan bersama Mantan PM Thailand sekaligus Chairman of the Asian and Peace and Reconciliation Council (APRC) Surakiart Sathirathai.

"Apapun akan kita lakukan dalam usaha perdamaian baik itu menjadi mediator atau advisor, kita harus terus berusaha," ujar JK kepada awak media di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (3/11).

Persoalan Laut China Selatan menjadi penting karena dampaknya bagi negara ASEAN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketegangan ini akan membawa dampak bagi ASEAN Community kelak sehingga harus dicari solusi-nya," ujar Surakiart saat menjumpai pers.

ASEAN Economic Community, AEC, akan diberlakukan pada 2015 mendatang.

Suriakart juga menjelaskan bahwa APRC selaku lembaga non-pemerintah mengusulkan ide penyelesaian dengan menggandeng negara-negara yang terkait untuk bekerja sama dalam bidang ekonomi.

"Pendekatan yang mirip dengan model bisnis, kendati bagaimanapun rencana pendekatan ini akan kami kembalikan kepada ASEAN dan Tiongkok," ujar Surakiart.

Kisruh di Laut China Selatan melibatkan Tiongkok dan Vietnam. Kedua negara mengklaim kepemilikan terhadap kepulauan Paracel dan Spratly yang kaya minyak.

Di tempat berbeda, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi pada Senin (3/11). Namun Retno mengelak ketika ditanya soal kisruh di Laut China Selatan yang belum usai.

"Sekali lagi itu adalah pertemuan perkenalan dan persiapan untuk KTT APEC. Tadi saya sampaikan bahwa kerja sama di bidang ekonomi tentunya akan dapat terlaksana jika ada perdamaian dan stabilitas di kawasan. Tujuan kita untuk kepentingan nasional, tidak ke kanan tidak ke kiri, namun ke depan," kata Retno usai pertemuan di kantor Kemenlu.

Perdamaian di Thailand

Pada kesempatan yang sama Surakiart juga mengatakan bahwa kedatangannya bertemu JK juga membahas permasalahan Thailand, namun baik JK maupun Suriakart menjelaskan bahwa pembahasan ini terkait dengan posisi APRC sebagai lembaga non-pemerintah dan berusaha mewujudkan perdamaian di dunia.

"APRC bisa membantu perdamaian di Thailand, tp sekali lagi kami bukan milik Thailand," ujar Surakiart.

Thailand masih menghadapi pergolakan di wilayah Selatan yang didiami oleh mayoritas warga Muslim.

Surakiart yang hadir bersama Dr. Kobsak Chutikul (Secretary General of the APRC), Pol. Col. Rakjit Mormongkol, Manit Ruenruai, Panrawee Meesupya, Duangkaew Noppornprom juga mengapresiasi Indonesia yang berkenan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi APRC.

"Pertemuan akan digelar tanggal 21 Desember, dan Indonesia bersedia menjadi Host," ujarnya.

Surakiart juga mengatakan pada bulan desember mendatang beberapa tokoh dunia dipastikan hadir salah satunya mantan PM malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER