Kuala Lumpur, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Belanda menekankan perlunya penyelidikan independen menyeluruh terhadap penembakan pesawat Maskapai Penerbangan Malaysia Airlines MH17 sebelum memutuskan pengadilan mana yang bisa menggelar kasus ini.
"Yang harus kami lakukan adalah benar-benar mengerti apa yang terjadi melalui dewan keamanan independen dan jaksa penuntut umum harus melanjutkan langkah setelah itu," kata Rutte ketika ditanya apakah Mahkamah Kejahatan Internasional menjadi badan hukum yang pantas menggelar persidangan kasus ini.
"Baru kemudian diputuskan di pengadilan mana kasus ini akan disidangkan. Untuk saat ini tampaknya yang paling berwenang adalah Mahkamah Kejahatan Internasional," tambah Rutte yang berkunjung ke Malaysia dengan mempergunakan Malaysian Airlines MH19 dari Amsterdam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Belanda memimpin penyelidikan terhadap penembakan pesawat jenis Boeing 777 yang kemudian jatuh di wilayah Ukraina Timur Juli lalu.
Sebanyak 298 penumpang dan awak tewas dalam kecelakaan itu , dua pertiganya adalah warga Belanda.
Pihak penyelidik sangat tergantung pada informasi publik yang bisa diakses oleh umum dalam melakukan penyelidikan dari jarak jauh karena lokasi kecelakaan itu merupakan medan perang yang berbahaya.
Sebelumnya Rutter mengatakan untuk pertama kali pihak penyelidik Belanda berhasil mengunjungi lokasi kecelakaan pada 31 Oktober lalu, ketika tentara pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-Rusia melaksanakan jeda perang.
 Pesawat MH17 diduga jatuh akibat ditembak saat terbang di atas wilayah konflik Ukraina timur. (Reuters/Brendan Hoffman) |
Kiev menuduh kaum separatis pro-Rusia menembak pesawat penumpang komersial itu sementara Rusia menegaskan justru satu pesawat tempur Ukraina yang menjatuhkan pesawat tersebut.
September lalu, laporan dari dewan keselamatan Belanda mengatakan bahwa MH17 jatuh setelah ada "sejumlah besar obyek berenergi tinggi" merobek badan pesawat.
Penyelidik Belanda sebelumnya dikritik oleh keluarga korban dan anggota parlemen karena tidak membuat kemajuan berarti.
Para pejabat pemerintah mengatakan suhu yang dingin dan peperangan yang terus terjadi membuat penyelidikan berjalan lambat.
Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia mengatakan negaranya akan menjadi anggota penuh dalam penyelidikan ini.
"Malaysia akan bersikap profesional," kata Najib. "Tidak ada alasan untuk meragukannya ketika Malaysia menjadi anggota penuh tim ini…saat itulah akan terbukti bahwa kami akan memainkan peran yang bersifat membangun."