Bangkok, CNN Indonesia -- Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, raja yang paling lama memerintah di dunia, kembali dirawat di rumah sakit karena mengalami pembengkakan usus, kata pihak istana pada Selasa (4/11).
Dokter menemukan pembengkakan usus setelah
Bhumibol mengeluh sakit perut, demam dan sesak napas.
Bhumibol kemudian diberi pengobatan antibiotik untuk menurunkan demamnya.
Pihak istana yang telah diberi penjelasan oleh tim dokter mengatakan bahwa sesekali raja memang akan mengalami pembengkakan usus setelah operasi pengangkatan kantong empedu pada Oktober.
 Sebuah salon di Thailand yang memajang foto Bhumibol sebagai bentuk penghormatan. (Reuters/Damir Sagolj) |
Pengangkatan kandung empedu adalah prosedur pembedahan umum, biasanya dilakukan untuk menghilangkan penyakit batu empedu dan biasanya tidak menimbulkan komplikasi pada sebagian besar pasien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bhumibol pertama kali didiagnosis mengalami pembengkakan usus pada tahun 1999 dan telah sering kambuh sejak saat itu.
Tahun 2013,
Bhumibol meninggalkan rumah sakit yang sama setelah menghabiskan hampir empat tahun dirawat di ruangan khusus pada tahun 2009 karena infeksi paru-paru.
September,
Bhumibol keluar dari rumah sakit setelah hampir lima minggu menjalani pengobatan karena mengalami radang lambung.
Kesehatan raja yang berumur 86 ini menjadi perhatian, karena ia sangat dihormati oleh warga Thailand dan dianggap sebagai pilar persatuan nasional, terutama saat krisis politik di Thailand terjadi.
Masyarakat Thailand memberikan penghormatan kepada raja dengan menggantung foto dirinya di gedung-gedung pemerintahan, pertokoan dan rumah-rumah.
Kesehatan raja yang memburuk kerap menjadi latar belakang krisis antara elit bisnis dan politik di Thailand.
Bhumibol telah membuat beberapa aksi intervensi pada 1970-an dan 1990-an untuk menyerukan ketenangan selama pergolakan politik, namun karena isu kesehatan, ia tidak banyak tampil di depan masyarakat sejak krisis yang berujung pada kudeta pada November hingga Mei.