KTT ASEAN

Indonesia Akan Angkat Isu Ebola

CNN Indonesia
Rabu, 05 Nov 2014 23:06 WIB
Dalam pertemuan dalam KTT ASEAN di Myanmar nanti, Indonesia akan membicarakan isu Ebola agar dapat melakukan antisipasi bersama-sama.
Di bawah kepemimpinan baru Presiden Jokowi, Indonesia akan lebih berperan aktif di forum-forum internasional demi memajukan kepentingan nasional. (Antara/Andika Wahyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bersama dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan beberapa pejabat tinggi lainnya, akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia Tenggara (ASEAN) ke-25 pada 12-13 November mendatang di Naypyitaw, Myanmar.

Myanmar yang menjadi ketua ASEAN 2014 memiliki kewenangan untuk menentukan tema dalam pertemuan forum regional kawasan Asia Tenggara.

Tema KTT ASEAN yang akan diangkat oleh Myanmar adalah 'Moving Forward in Unity to Peaceful and Prosperous Community'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini tema khusus yang diangkat Myanmar dengan maksud mengembalikan persatuan ASEAN," ujar I Gusti Agung Wesaka Puja, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, saat konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta pada Rabu (5/11).

Selain menghadiri KTT ASEAN, Presiden Jokowi juga dijadwalkan untuk menghadiri sembilan KTT ASEAN dengan negara mitra lainnya, salah satunya adalah KTT ASEAN dengan Asia Timur atau East Asian Summit (EAS).

Di sana Indonesia akan bertemu dengan para pemimpin negara ASEAN dan juga Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Jepang, Korea, India, Australia dan Selandia Baru.

Dalam pertemuan dengan negara-negara Asia Timur ini, Indonesia akan berbicara mengenai isu Ebola.

"Wabah penyebaran Ebola saat ini menjadi isu kesehatan yang sangat penting. Dari enam prioritas utama yang ditetapkan dalam EAS, isu kesehatan adalah isu yang jadi prioritas," ujar Puja.

Dijelaskan Puja, isu yang akan dibicarakan oleh Indonesia itu bukan sesuatu yang baru.

Sebelumnya, mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa telah melontarkan isu yang sama dalam pertemuan EAS pada Agustus lalu di Naypyitaw, Myanmar.

"Pada waktu itu, Pak Marty sudah menghimbau negara-negara Asia Timur mengenai pentingnya mencegah penyebaran virus Ebola bersama-sama," ujar Puja.

Bagi Puja, pembahasan isu Ebola sesuai dengan agenda nasional Pemerintah Indonesia. Pihak Kementerian Luar Negeri RI telah berkoordinasi dengan para stakeholders, termasuk Kementerian Kesehatan untuk sama-sama mencegah dan memerangi penyebaran Ebola yang sudah sangat mengancam.

ASEAN Communication Masterplan

Agenda Indonesia di forum internaisonal pada 12-13 November mendatang akan sangat padat, terdapat sembilan konferensi tingkat tinggi, di antaranya KTT ASEAN, KTT ASEAN dengan India, KTT ASEAN dengan Jepang, KTT ASEAN dengan PBB, KTT ASEAN dengan Australia, KTT ASEAN dengan Asia Timur (East Asian Summit), KTT ASEAN dengan Amerika Serikat, KTT ASEAN dengan Republik Rakyat Tiongkok, dan KTT ASEAN + 3.

"Ada lima KTT di hari pertama dan empat KTT di hari kedua," ujar Puja.

Namun, selain sembilan KTT tersebut, Presiden Jokowi juga dijadwalkan akan menghadiri peluncuran ASEAN Institute of Green Economy di Myanmar dan ASEAN Communication Masterplan.

Puja menjelaskan bahwa ASEAN Communication Masterplan ini disusun untuk membantu membuat sebuah strategi yang efektif untuk memasyarakatkan ASEAN dan juga memasyarakatkan komunitas ASEAN.

"Diharapkan nanti semua masyarakat ASEAN akan memanfaatkan masterplan ini untuk secara strategis mengkomunikasikan ASEAN dan juga ASEAN Community," ujar Puja.

Presiden Jokowi direncanakan juga akan menghadiri pertemuan para pemimpin ASEAN APEC dengan ASEAN Business Advisory Council, ABAC.

"Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi akan membahas isu-isu ekonomi dan peluang-peluang bisnis," ujar Puja.

Selain itu, dalam pertemuan ini juga akan ada peringatan KTT ASEAN Australia yang ke-40. "Ini acara yang lebih sedikit unik dan bukan seperti pertemuan tingka tinggi pada umumnya," ujar Puja.

Hasil KTT ASEAN

Dalam setiap pertemuan KTT, baik KTT ASEAN maupun KTT ASEAN dengan negara mitra, kedua pertemuan tersebut akan menghasilkan sebuah dokumen hasil (outcome document) yang akan diumumkan setelah kegiatan KTT berlangsung.

"Sekarang ini tahapannya masih dalam proses penyusunan untuk menerima input dari negara-negara lain dan sedang dikerjakan oleh tuan rumah Myanmar. Akan ada banyak sekali outcome document yang disampaikan," ujar Puja.

Puja mengungkapkan bahwa dalam pertemuan ini Indonesia akan ikut berpartisipasi dalam pembahasan maupun penyiapan dokumen dari kedua pertemuan tersebut, terutama yang menyangkut isu-isu terkait kepentingan nasional Indonesia.

"Misalnya, isu maritim, Laut Tiongkok Selatan dan ASEAN Community Building," ujar Puja.

Menurut Michael Tene, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, isu maritim akan fokus pada penguatan infrastruktur di dalam dan luar negeri sehingga pembangunan konektivitas untuk jalur ekonomi dan perdagangan, baik untuk skala nasional maupun internasional dapat berjalan efektif.

"Kepentingan Indonesia untuk mengembangkan sektor maritim tercermin dalam prioritas-prioritas kami dalam forum tersebut," ujar Tene.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER