KONFLIK ISRAEL-PALESTINA

Pria Palestina Terbunuh, Situasi Kian Tegang

CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2014 22:40 WIB
Pemuda Palestina tewas ditembak tentara Israel dalam bentrokan di Tepi Barat, menambah ketegangan setelah beberapa insiden berdarah terjadi sebelumnya.
Bentrokan antara tentara Israel dan pemuda Palestina terjadi di Tepi Barat, menewaskan seorang pemuda. (Reuters/Mussa Qawasma)
Tepi Barat, CNN Indonesia -- Hubungan Palestina-Israel kian memanas setelah beberapa insiden, di antaranya pembunuhan di Yerusalem, penikaman di Tel Aviv dan terakhir adalah bentrokan di Tepi Barat yang menewaskan seorang pemuda pada Selasa (11/11).

Bentrokan terjadi saat pemuda Palestina di beberapa kamp pengungsi Tepi Barat melempari tentara Israel dengan bom Molotov dan batu kepada tentara Israel, dibalas oleh tembakan.

Seorang pemuda berusia 21 tahun tewas tertembak, padahal menurut saksi, korban saat itu tengah berada di atap rumahnya, jauh dari lokasi bentrokan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua pemuda Palestina di wilayah bentrok berbeda mengalami luka tembak. Insiden ini terjadi menyusul penikaman yang menewaskan seorang wanita dan melukai dua orang lainnya di Israel, dilakukan oleh warga Tepi Barat di Tel Aviv dan permukiman Yahudi Alon Shvut.

Pekan lalu, situasi di Yerusalem memanas menyusul pembunuhan aktivis Yahudi, disusul oleh pembunuhan pemuda Palestina oleh tentara Israel. Situasi itu menyulut kemarahan warga, yang membuat Israel menutup akses ke Masjidil Aqsa.

Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon mengatakan bahwa bentrokan hari ini tidak terorganisir dan dia juga mengaku tidak tahu apakah ini akan berujung pada aksi perlawanan besar-besaran warga Palestina, atau yang dikenal dengan Intifada.

Menurut Yaalon, saat ini muncul tipe serangan baru yang dilakukan oleh perorangan di Israel.

"Kami tidak melihat massa memenuhi jalanan. Kami melihat di beberapa tempat, para pemuda menggunakan terorisme akar rumput dan penyerang tunggal. Kita lihat dan tunggu perkembangannya, yang jelas ada peningkatan," kata Yaalon, dikutip Reuters.

Pengamat mengatakan, pola ketegangan dan tensi penyerangan yang terjadi saat ini sama seperti Intifada pada tahun 1987 dan 2000.

"Ini kesan yang sama yang kita kenang dari hari-hari Intifada: Kau tidak sempat memikirkan soal serangan teror di pagi hari, lalu datang serangan lagi," kata pengamat militer Alex Fishman dalam tulisannya di harian Yedioth Ahronot.

Sementara itu di kalangan petinggi kedua negara, tensi juga meningkat, menyusul kedatangan politisi Israel di wilayah Haram al-Sharif di Kota Tua Yerusalem, tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa dan lokasi bekas Kuil Yahudi.

Perdana Menteri Mahmoud Abbas pekan lalu menegaskan bahwa penutupan Al-Aqsa berarti perang. Dalam komentar terbarunya, Abbas memerintah warga Israel untuk menjauhi masjid suci ketiga umat Islam itu.

"Kami meminta kalian (Israel) untuk menjauhkan ekstremis dan penduduk (Yahudi) dari masjid al-Aqsa dan tempat suci kami. Jauhkan mereka dari kami dan kami akan menjauh dari mereka," kata Abbas.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER