Hong Kong, CNN Indonesia -- Setelah lebih dari dua bulan memblokir jalan-jalan utama di Hong Kong, demonstran pro-demokrasi Hong Kong kini tengah mempertimbangkan untuk meluncurkan kampanye pemotongan pajak untuk "memblokir pemerintahan".
Saat ini, sekitar 20 pengunjuk rasa masih berada di distrik Admiralty yang menjadi lokasi protes Admiralty, yang bersebelahan dengan kawasan bisnis, Central. Mengenakan jaket tebal untuk melawan cuaca yang dingin, para pengunjuk rasa tetap bertahan menduduki daerah tersebut di dalam tenda seadanya yang hanya bertutupkan kain tipis.
Baca juga:
Gerakan Demonstrasi Mahasiswa Hong Kong Melemah
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pendiri kelompok demonstran Occupy Central, Benny Tai menghimbau para mahasiswa untuk merenungkan kembali tujuan mereka meluncurkan demonstrasi.
"Memblokir pemerintahan mungkin lebih kuat daripada memblokir jalan, " tulis Tai, dalam International New York Times, Jumat (5/12).
Tai menyatakan "pemblokiran" tersebut dapat dilakukan dengan cara menolak membayar pajak, menunda pembayaran sewa untuk rumah dan ruang publik, serta memutuskan sejumlah kerja sama dengan pemerintahan setempat.
Rabu (3/12) lalu,
Occupy Central telah menyerahkan diri ke polisi. Salah satu aktivisnya, Chan Kin-man, menyatakan demonstran muda yang tergabung dalam Federasi Mahasiswa Hong Kong seharusnya membubarkan barikade mereka yang hingga kini masih terpasang di sejumlah jalan utama dan mulai meresahkan masyarakat.
"Saya yakin mereka akhirnya akan mundur. Mereka akan mengerti bahwa cepat atau lambat mereka harus membubarkan diri karena situasi semakin tidak stabil," kata Chan kepada Reuters, Jumat (5/12).
Keith Ng, 17, salah satu mahasiswa yang turun ke jalan, menyatakan hujan deras yang turun dan cuaca yang dingin telah melemahkan semangat gerakan ini.
"Saya salah satu tim medis di sini, jadi saya akan bertahan hingga akhir. Namun, saya rasa demonstran lain pada akhirnya akan menyerah karena di sini sangat dingin," kata Ng.
Baca juga:
Tak Digubris, Demonstran Hong Kong Mogok MakanSementara, pemimpin eksekutif Hong Kong, C.Y. Leung menyatakan kepada Economic Times bahwa demonstran yang saat ini masih menduduki jalan hanyalah mereka yang radikal, dan berjanji akan membersihkan barikade demonstran dalam waktu dekat.
Pada upaya pembersihan barikade pekan lalu, polisi menahan sejumlah demonstran yang tetap bertahan di jalan, salah satunya Timothy Sun, 18 tahun, yang saat ini kembali ke tenda demonstran di Admiralty.
"Saya tak mau ditahan untuk kedua kalinya," kata Sun yang tengah cuti semester ini.
Namun, beberapa demonstran memutuskan untuk tidak membubarkan diri dan tetap bertahan di jalan.
Baca juga:
Demonstran Hong Kong Mulai Terbelah"Setelah lebih dari dua bulan di sini, saya merasa rumah ini seperti rumah mereka. Kami tak akan pergi sebelum mencapai tujuan kami," kata Louis Tong, mahasiswa berusia 20 tahun.
Kelompok demonstran muda lain, Scholarism, merilis pernyataan resmi bahwa mereka tidak akan mundur.
"Hati kami lelah karena kami menghadapi pemerintah yang keras hati seperti tembok. Tapi kami tidak peduli orang menertawakan mimpi kami. Kami hanya takut mendengar impian demokrasi kami rusak di masa depan,"" tulis pernyataan tersebut.
Para pengunjuk rasa, yang terdiri dari sejumlah lapisan masyarakat telah menduduki jalan utama selama lebih dari dua bulan. Mereka menuntut penerapan demokrasi pada pemilihan umum pemimpin Hong Kong 2017. Mereka juga meminta pemimpin eksekutif Hong Kong, C.Y. Leung untuk mundur.