TAHANAN GUANTANAMO

Enam Tahanan Guantanamo ke Uruguay

CNN Indonesia
Senin, 08 Des 2014 09:52 WIB
Amerika Serikat membebaskan enam orang tahanan Guantanamo ke Uruguay sebagai bagian dari upaya menutup penjara di pulau Kuba yang dikecam internasional.
Tahanan penjara Guantanamo dibebaskan ke negara ketiga karena AS menganggap negara asal mereka masih dalam kondisi kacau. (Getty Images/Petty Officer 1st class Shane T. McCoy/U.S. Navy)
Washington, CNN Indonesia -- Enam pria yang telah ditahan selama lebih dari satu dekade di penjara Teluk Guantanamo dipindahkan ke Uruguay yang merupakan langkah paling baru dari upaya pemerintah Obama menutup fasilitas yang terletak di pulau Kuba itu.

Pembebasan empat warga Suriah, seorang warga Tunisia dan seorang asal Palestina pada Minggu (7/12) ini adalah pembebasan tahanan dalam jumlah terbesar sejak 2009.

Presiden Obama berjanji menutup penjara itu ketika terpilih sebagai presiden Amerika Serikat enam tahun lalu karena menganggapnya merusak citra negara itu di dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi dia belum bisa mewujudkan janji tersebut yang sebagian disebabkan oleh penolakan Kongres AS.

Pemindahan tahanan ke Uruguay ini sempat tertunda selama berbulan-bulan karena sebelumnya direncanakan dilakukan awal tahun ini akibat keberatan dari departemen pertahanan.

Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa perbedaan mengenai jadwal pemindahan ini menambah perselisihan antara staf Obama dan Hagel yang berakhir dengan pengunduran diri Hagel bulan lalu.

Rencana pemindahan keenam tahanan ini pada Agustus kembali batal ketika Uruguay khawatir dengan risiko politik sebelum pemilihan presiden pada Oktober. Tetapi Presiden Jose Mujica yang akan berakhir masa jabatannya saat itu memutuskan untuk tetap melanjutkan rencana tersebut.

Mujica, yang menyebut Guantanamo "memalukan" kembali menegaskan penolakannya atas usul AS melarang para bekas tahanan itu melakukan perjalanan selama dua tahun setelah dibebaskan dari Guantanamo.

"Mereka datang sebagai pengunggi dan jika di hari pertama mereka ingin pergi, mereka bisa pergi," ujarnya dalam wawancara dengan televisi nasional Uruguay yang diunggah di YouTube.

Seorang pejabat AS mengatakan Uruguay menyetujui "kesepakatan keamanan" dan keenam orang itu akan menjadi "manusia bebas". Namun dia menolak mengatakan apakah keenam orang itu bisa berpergian ke luar negeri.

Presiden terpilih Uruguay, Tabarez Vazquez, yang akan mulai menjabat sebagai presiden pada 1 Maret juga mendukung keputusan menerima keenam bekas tahanan itu sebagai aksi kemanusiaan.

Kementerian Luar Negeri Uruguay mengatakan dalam pernyataan tertulis pada Minggu (7/12) bahwa pemindahan ini akan disesuaikan dengan peraturan internasional mengenai perlindungan kemanusiaan.

Penjara Guantanamo dibuka oleh pendahulu Obama, George W. Bush setelah serangan 11 September di AS untuk menahan tersangka teroris yang ditangkap di luar negeri.

Sebagian besar tahanan telah ditahan di penjara itu lebih dari satu dekade dan banyak dari mereka tidak pernah dikenai dakwaan atau diadili.

'Terima Kasih Uruguay'

Setibanya di Meontevideo, keenam orang ini dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Kami sangat berterima kasih kepada Uruguay dalam aksi kemanusiaan yang penting ini," ujar Clifford Sloan, utusan Departemen Luar Negeri AS soal Guantanamo yang merundingkan pemindahan ini pada January.

"Dukungan yang kami terima dari teman dan sekutu kami sangat penting untuk mencapai tujuan bersama yaitu menutup Guantanamo, dan pemindahan ini merupakan tonggak sejarah," katanya.

Tujuh tahanan telah dipindahkan dari Guantanamo sejak awal November, antara lain tiga orang ke republik Georgia, dua orang ke Slowakia, satu orang ke Arab Saudi dan satu orang ke Kuwait.

Dengan demikian jumlah tahanan yang masih ada di Guantanamo adalah 136 orang.

Tahanan yang dibebaskan ini sudah ditetapkan untuk bebas sejak beberapa lama dan tidak dianggap sebagai ancaman keamanan. Tetapi pihak berwenang AS tiak mau memulangkan mereka ke negara masing-masing karena negara seperti Suriah yang sedang dilanda perang saudra, terlalu berisiko.

Diantara warga Suriah yang dikirim ke Uruguay adalah Jihad Diyab, yang baru-baru ini mengajukan tuntutan hukum terhadap tindakan militer AS memaksa para tahanan yang sedang mogok makan untuk mengkonsumsi makanan.

Pengacara Diyab, Cori Crider, mengatakan kasus ini tetap berjalan meski penuntutnya sudah dipindahkan.

Pentagon menyebut warga Suriah lain adalah Ahmed Adnan Ahjam, Ali Hussain Shabaan dan Omar Mahmoud Faraj. Sementara warga Tunisia adalah Abdul Bin Mohammed Abis Ourgy dan Mohammed Tahanmatan dari Palestina.

Mujica, mantan gerilyawan sayap kiri dipenjara di masa diktator militer tahun 1973-1985, mendesak Washington untuk membebaskan tiga mata-mata Kuba sebagai isyarat belasan, tetapi aparat AS mengatakan hal ini tidak pernah ada dalam perundingan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER