Havana, CNN Indonesia -- Kebahagiaan menyelimuti seluruh lapisan masyarakat di Kuba seiring membaiknya hubungan negara mereka dengan Amerika Serikat. Masa depan yang gemilang dengan perekonomian yang lebih baik dengan dihapuskannya embargo dan sanksi AS menjadi salah satu mimpi indah yang menjadi nyata bagi warga Kuba.
Pemandu wista di Havana, Daniel Guillen, 53, yakin hubungan kedua negara yang membaik setelah 50 tahun berseteru akan membuat ibukota kebanjiran wisatawan asal Amerika. Artinya, makin banyak uang yang masuk ke kantongnya.
"Semakin banyak
yumas berarti makin banyak konsumsi. Makin banyak konsumsi maka makin banyak uang. Makin banyak uang akan menghasilkan kehidupan yang lebih baik," kata Guillen, menyebutkan "yumas" julukan untuk warga Amerika, dikutip Reuters, Kamis (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Havana ibarat kota yang tidak pernah beranjak dari masa lalu, klasik dan tidak mengenal perkembangan zaman. Bangunan-bangunan kolonial, mulai dari yang telah dipugar hingga rusak berat berderet. Sudah jadi rahasia umum bahwa investor dan pengembang berharap suatu saat nanti bisa membelinya dan menjadikannya tempat usaha.
Warga Kuba baru boleh membeli dan menjual rumah pada November 2011, menarik para spekulan dan warga Amerika keturunan Kuba yang ingin membeli properti di tanah kelahiran. Banyak yang meyakini bahwa industri properti Kuba akan meroket dengan perbaikan hubungan ini.
Milly Diaz, agen properti Homes Direct, mengatakan bahwa dia kebanjiran pertanyaan sejak Presiden Barack Obama mengumumkan normalisasi hubungan dengan Kuba.
"Kami mengantisipasi membanjirnya pembeli asing karena investor melihat Kuba dan Havana sebagai pasar yang potensial," kata Diaz.
Warga asing masih dilarang membeli properti di Kuba, namun sudah jadi rahasia umum mereka memainkan peranan kecil dalam pasar real estate di negara itu. Obama sendiri mengatakan AS akan bergerak cepat menormalisasi hubungan dan melonggarkan pembatasan berkunjung, berdagang dan perbankan.
Langkah AS akan membuat Kuba terbuka untuk berbagai investasi menggiurkan, di antaranya di sektor telekomunikasi, konstruksi, agrikultur dan infrastruktur, namun dampak pertama akan dirasakan di sektor pariwisata dan jasa.
"Akan lebih banyak pekerjaan bagi semua orang," kata Modesto Miguel del Hoyo, 50, seorang sopir yang baru saja mengantarkan satu bus penuh turis asal Amerika Selatan.
Del Hoyo mengandalkan tips untuk menambah penghasilannya yang hanya 395 peso perbulan, hanya Rp187 ribu. Saat ini toples tips di dashboard busnya kosong, namun dengan membaiknya hubungan dengan AS dia berharap makin banyak turis yang akan mengisinya dengan recehan.
"Saya membicarakan ini dengan semua orang hari ini, di setiap sudut kota, dan semua orang senang dengan perubahan ini," kata del Hoyo.
 Kota Havana, Kuba, seakan tidak pernah beranjak dari masa lalu. Menjadikannya tujuan mengasyikkan bagi wisatawan. (Reuters/Enrique De La Osa) |
Sedikit hambatanMasih ada sedikit hambatan bagi AS untuk bisa sepenuhnya menjalin hubungan dengan Kuba.
Walaupun Obama memiliki kekuatan eksekutif untuk melonggarkan pembatasan di perdagangan, perbankan dan kunjungan, namun dia tidak bisa serta-merta mencabut embargo ekonomi yang telah diterapkan selama 52 tahun tanpa persetujuan Kongres.
semua orang senang dengan perubahan iniMiguel del Hoyo, sopir takti |
Selain itu, Kuba dengan kepemimpinan Presiden Raul Castro tidak ingin didikte dalam hal perubahan ekonomi. Menggantikan kakaknya, Fidel Castro, pada 2008, Raul telah meluncurkan program reformasi ekonominya sendiri yang bergerak perlahan namun pasti untuk membangun negara yang disebutnya "sosialis yang makmur dan sejahtera."
Setelah Kanada, warga negara AS adalah kedua terbanyak yang mengunjungi Kuba. Mereka kebanyakan adalah warga keturunan Kuba dan pelancor yang memiliki izin "hubungan antar masyarakat."
Turis AS kini diperbolehkan membeli dan membawa pulang barang-barang di Kuba, namun dibatasi hanya US$400, dan hanya
US$100 untuk alkohol dan cerutu. Warga Kuba telah bersiap menanti perubahan yang gemilang di masa depan, mulai dari seniman, musisi, pemilik restoran dan pengusaha-pengusaha penginapan.
"Saya akan bekerja lebih giat lagi," kata Lazaro Perez, penggulung cerutu di toko tembakau di Hotel Nacional.