Paris, CNN Indonesia -- Remi Emanuel Plesel salah satu korban dari 162 penumpang pesawat AirAsia QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura. Plesel, yang merupakan co-pilot pesawat nahas tersebut rupanya telah bercita-cita menjadi penerbang sejak kecil.
Menurut saudara perempuan Remi Plesel, Renee Plesel, dunia penerbangan memang selalu menarik bagi Remi.
"Sejak dia masih sangat muda, mimpinya adalah untuk menjadi pilot dan mimpi tersebut telah menjadi kenyataan. Remi telah berada di Indonesia selama tiga tahun. Dia adalah seorang pilot yang sangat baik, salah satu yang terbaik," kata Renee ketika diwawancari stasiun radio Perancis, RTL, seperti dilaporkan Al-Arabiya, Senin (29/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renee menyatakan saat ini dia berusaha bersikap realistis terkait peluang untuk dapat kembali melihat kakaknya, yang berasal dari Pulau Martinique, Antilles, Perancis itu.
"Ketika sebuah pesawat jatuh dari langit, hampir tidak ada yang selamat," kata Renee.
Renee mengungkapkan pembicaraan terakhir dia dengan Remi terjadi pada Jumat (26/12), atau dua hari sebelum pesawat nahas tersebut hilang kontak.
Saat itu, Remi menyatakan kepada Renee bahwa dia merayakan Natal dengan menyenangkan dan akan bertugas pada hari berikutnya.
"Kami berharap pesawat segera ditemukan sehingga kami tahu apa apa yang terjadi, dan memastikan apakah saya dan ibu saya bisa ke sana," kata Renee.
Sementara sang ibu, Rolande Peronet - Plesel, mengaku dia mengetahui musibah nahas tersebut ketika dihubungi kekasih Remi pada pukul 3 pagi.
"Kekasih Remi memberitahu kami bahwa pesawat Remi jatuh," kata sang ibu.
Rolande menyatakan hingga saat ini belum ada kabar terkait nasib anaknya tersebut. Namun seperti Renee, Rolande memilih bersikap realistis.
"Pada insiden pesawat jatuh, kerap kali para korban tidak ditemukan," ujar Rolande.
Diketahui, pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 bertolak dari Surabaya menuju Singapura pada Ahad pagi (28/12). Sebanyak 155 penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 anak-anak, dan satu orang bayi, terbang bersama pilot Kapten Irianto, Co-Pilot Remi Emanuel Plesel asal Perancis, empat awak kabin, serta seorang teknisi.
Dari jumlah itu, sebanyak 149 penumpang merupakan warga negara Indonesia, tiga Korea Selatan, dan tiga lainnya berasal dari Inggris, Malaysia, dan Singapura.
Pada pukul 06.17 WIB, pesawat tersebut hilang kontak dengan menara lalu lintas udara. Pencarian segera dilakukan. Pada Selasa lalu (30/12), Badan SAR Nasional (Basarnas) secara resmi mengumumkan temuan sejumlah jasad dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 di perairan sekitar Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.