Paris, CNN Indonesia -- Kelompok al-Qaidah di Maghreb Islami (AQIM) mengeluarkan ancaman dan peringatan terhadap pemerintah Perancis, menyusul penembakan ke kantor majalah Charlie Hebdo dan penyanderaan yang menewaskan total 17 orang.
"Perancis telah membayar kekerasan terhadap negara-negara muslim dan pelanggaran terhadap kesucian mereka," ujar AQIM dalam pernyataannya di sebuah situs jihadi.
Perancis diketahui mengirimkan lebih dari 20 ribu tentaranya ke berbagai negara dalam sebuah misi perlawanan terhadap kelompok bersenjata atau operasi perdamaian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prancis juga terlibat dalam misi pemberantasan ISIS di Suriah dan Irak yang digawangi Amerika Serikat.
AQIM mengatakan, jika peranan tentara Perancis tetap dilanjutkan di negara-negara tersebut, maka serangan teroris akan lebih parah lagi.
"Selama tentara mereka masih menduduki negara-negara seperti Mali dan Afrika tengah, dan selama media mereka terus melecehkan Nabi kami, Perancis harus bersiap untuk yang terburuk," tulis AQIM.
AQIM adalah kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaidah, awalnya berupaya menggulingkan pemerintahan Aljazair dan mendirikan negara Islam. Kelompok ini kerap mengancam menyerang Eropa, terutama Perancis dan Spanyol serta Amerika.
Kelompok pimpinan Abu Musab Abdel Wadoud ini masuk dalam daftar teroris beberapa negara, seperti Australia, Kanada, Rusia, Uni Emirat Arab dan AS.
Dua bersaudara Said dan Cherif Kouachi diyakini pernah menjalani latihan dengan al-Qaidah di Yaman. Mereka menyerbu kantor majalah satire Charlie Hebdo di Paris yang pernah memuat karikatur Nabi Muhammad, menewaskan 12 orang.
Peristiwa lainnya adalah penyanderaan di sebuah toko kosher di Paris oleh Amedy Coubaly yang menewaskan lima orang dalam penyerbuan polisi.
Sumber:
CNN (den/den)