PENEMBAKAN PERANCIS

Mentor Kouachi Bersaudara Merawat Korban Charlie Hebdo

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 13 Jan 2015 16:03 WIB
Farid Benyettou, pria yang dilaporkan membantu meradikalisasi pelaku penyerangan Charlie Hebdo, kini bekerja di rumah sakit yang merawat para korban.
Farid Benyettou sempat mendekam dalam penjara bersama Cherif Kouachi selama enam tahun. (Reuters Handout/Paris Prefecture de Police)
Paris, CNN Indonesia -- Farid Benyettou, pria yang dilaporkan membantu meradikalisasi kakak-beradik Said dan Cherif Kouachi, pelaku penyerangan kantor media mingguan Charlie Hebdo di Paris, Perancis pada pekan lalu, kini bekerja di rumah sakit Pitie-Salpetrier yang menerima sebagian besar korban luka akibat serangan tersebut.

Benyettou, 32 tahun, dilaporkan bertemu dengan Kouachi bersaudara di awal dekade 2000-an ketika dia bekerja untuk Filiere des Buttes Chaumont, sebuah kelompok ekstremis yang membantu menyalurkan pejuang dari Perancis ke Irak.

Seperti dilaporkan media Perancis Le Parisien, Benyettou dahulu dikenal kerap memberikan khotbah radikal di masjid Adda'wa di Paris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 2008, Benyettou sempat mendekam dalam penjara bersama Cherif Kouachi selama enam tahun. Kala itu, Cherif dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada 2008, tetapi hanya mendekam di dalam tahanan selama 18 bulan.

Setelah dibebaskan, Benyettou mulai pelatihan sebagai perawat magang di rumah sakit sebelum bekerja di Pitié- Salpetriere pada Desember 2014 di Paris.

Pada saat serangan di kantor Charlie Hebdo berlangsung, Benyettou tidak sedang bertugas. Namun, Benyettou bertugas di rumah sakit tersebut pada Jumat (9/1) dan Sabtu (10/1) malam.

Rekan sesama perawat di rumah sakit yang tampaknya tidak tahu tentang masa lalu Benyettou menggambarkan dia sebagai "seorang siswa magang yang rajin dan bijaksana".

"Mustahil untuk membayangkan bahwa orang ini, yang kata semua orang merupakan salah satu mentor utama dari Kouachi bersaudara, mungkin merawat salah satu korban dari anak didik radikalnya," kata seorang dokter di rumah sakit tersebut, yang tak mau disebutkan namanya, seperti ditulis Al-Arabiya, Senin (12/1).

"Aku tidak bisa membayangkan bahwa rumah sakit itu tidak menyadari masa lalu Benyettou," ujar dokter tersebut.

Setahun lebih tua dari Cherif Kouachi, Farid Benyettou adalah penganut Islam taat dan sering menjadi mentor bagi beberapa anak muda serta mulai populer di beberapa masjid di wilayah imigran di Paris.

Bersama Farid Benyettou, Cherif mulai menghadiri kelas-kelas agama. Ia mulai menonton video-video soal Jihad dan mulai menumbuhkan janggutnya.

Dalam kesaksiannya di pengadilan pada 2008, Cherif mengaku Farid Benyettou telah mengajarkan bahwa pelaku bom bunuh diri bisa mati sebagai martir atau syahid.

Salah satu pekerja sosial yang diwawancarai France 3 mengingat bahwa, sementara di tahanan menunggu persidangan, Cherif mulai memahami bahwa ia telah dimanipulasi oleh Benyettou.

"Dia menyadari bahwa ia telah tertipu dan terjerat dalam sesuatu yang ia sendiri bahkan tidak dimengerti," kata Cherif. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER