Paris, CNN Indonesia -- Komedian Perancis, Dieudonne M'bala M'bala, ditahan kepolisian Perancis setelah berguyon soal Charlie Hebdo, pada Rabu (14/1), tepat sepekan setelah serentetan serangan di Paris, Perancis.
Di akun Facebook miliknya, Dieudonne menuliskan "Charlie Coulibaly", sebuah permainan yang kata menggabungkan slogan "Saya Charlie". Coulibaly merupakan nama belakang dari Amedy Coulibaly, salah satu tiga pelaku penyerangan yang ditembak mati oleh kepolisian Paris.
Seperti dilaporkan Reuters, Rabu (14/1), ketika tulisan "Charlie Coulibaly" tersebar di Facebook, Dieudonne langsung diamankan pihak kepolisian. Jaksa kemudian meluncurkan penyelidikan kepada Dieudonne atas tuduhan memuliakan terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama Dieudonne mulai dikenal dunia setelah mantan pesepakbola tim nasional Perancis, Nicolas Anelka, merayakan gol dalam pertandingan Liga Utama Inggris. Kala itu, Anelka membuat gestur, yang kemudian ditiru Dieudonne. Pengamat menilai gestur tersebut memiliki konotasi anti-Semit.
Dieudonne juga kerap menampilkan berbagai guyonan anti-semit dalam setiap penampilannya.
Tahun lalu, Dieudonne juga pernah mengejek pembunuhan wartawan Amerika, James Foley oleh kelompok militan ISIS.
Dieudonne, warga Paris keturunan Kamerun, membantah tuduhan komedian anti-semit yang melekat pada dirinya. Dieudonne telah berulang kali didenda atas tuduhan menyebarkan kebencian. Beberapa kota di Perancis, bahkan melarang penampilan komedi Dieudonne.
Pengacara Dieudonne, Jacques Verdier, mengatakan kepada media lokal Perancis, BFM-TV, bahwa penangkapan kliennya karena tulisan "Charlie Coulibaly", sebagai tindakan yang di luar batas.
"Jika dinyatakan bersalah karena memuliakan terorisme, Dieudonne bisa dihukung tujuh tahun penjara dan senda sebesar 5.000 Euro atau senilai Rp63 juta," kata Verdier.
Amedy Coulibaly, yang namanya dibuat guyonan oleh Dieudonne, merupakan salah satu pelaku baku tembak yang menewaskan seorang polisi wanita di Montrouge, dan penyanderaan di swalayan Yahudi, Hyper Cacher, yang menewaskan empat orang.
Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve menyatakan para pejabat Eropa mulai pekan ini harus bekerja lebih erat dengan sejumlah perusahaan Internet untuk menghilangkan konten berbau kebencian dan memuliakan terorisme.
Slogan "Je suis Charlie" atau "Saya Charlie" mulai merebak setelah serangan di kantor majalah satire Charlie Hebdo pada Rabu (7/1). Slogan ini juga diusung pada pawai solidaritas yang diikuti ribuan orang di Paris, dan dipimpin oleh sejumlah pemimpin negara.
Selain Coulibaly, dua pelaku penyerangan lainnya, Said dan Cherif Kouachi juga ditembak mati oleh polisi. Hingga saat ini, polisi masih memburu satu-satunya tersangka yang masih buron, Hayat Boumeddiene.
(ama/stu)