NASIB BURUH

Pekerja Thailand Diperlakukan Seperti Budak di Israel

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jan 2015 00:23 WIB
Dengan bayaran rendah, mereka harus bekerja berjam-jam di lingkungan yang buruk. Ratusan buruh Thailand tewas beberapa tahun terakhir di Israel.
Ratusan pekerja asal Thailand di Israel mengaku diperlakukan buruk, bahkan seperti budak. (Ilustrasi/Reuters/Baz Ratner)
Tel aviv, CNN Indonesia -- Pekerja migran asal Thailand diperlakukan seperti budak di Israel. Dengan bayaran rendah, mereka harus bekerja berjam-jam di lingkungan yang buruk. Diduga kondisi ini jadi penyebab tewasnya ratusan warga Thailand di Israel dalam beberapa tahun terakhir.

Hal ini terjadi pada pekerja migran Thailand di sektor pertanian, seperti disampaikan oleh laporan lembaga Human Right Watch, HRW, dikutip Reuters, Rabu (21/1).

HRW mewawancarai 173 pekerja asal Thailand di 10 komunitas pertanian di seluruh Israel. Kepada HRW, para pekerja ini mengaku diperlakukan seperti budak, bekerja setiap harinya selama 17 jam, tanpa istirahat. Seorang pekerja mengaku diperlakukan "seperti bangkai."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat menerima perlakuan seperti itu, banyak pekerja mengalami sakit kepala, masalah pernafasan dan sensasi terbakar pada mata karena menyemprot pestisida tanpa perlindungan yang layak.

Beberapa pekerja mengatakan mendapatkan obat yang dikirim keluarga mereka di Thailand, karena di Israel mereka sulit mendapatkan akses medis.

Kebanyakan pekerja yang diwawancara HRW tinggal di gudang atau gubuk, dengan dapur sederhana serta fasilitas mencuci. Ada beberapa di antara mereka yang mengaku tinggal di rumah berdinding kardus.

Berbagai kasus ini tetap terjadi, kata HRW, kendati pada 2011 Israel telah meningkatkan prosedur rekruitmen pekerja asal Thailand, termasuk membuat undang-undang yang mengatur upah minimun, membatasi jam kerja, memperbolehkan mogok kerja dan menetapkan standar tempat tinggal bagi pekerja asing.

HRW menyebutkan beberapa faktor penyebabnya, di antaranya adalah struktur pemeriksaan yang tidak efektif, tim penegakan hukum yang buruk, dan kegagalan penerapan sanksi terhadap majikan pelanggar hukum.

Lembaga ini juga menemukan pola kematian pekerja yang seharusnya menjadi perhatian aparat di Israel karena diduga akibat penyiksaan.

Menurut catatan pemerintah yang dipublikasikan koran Haaretz, antara tahun 2008 hingga 2013 ada 122 pekerja Thailand meninggal di Israel. Sebanyak 65 di antaranya meninggal karena sakit jantung, dan 22 lainnya karena sebab yang tidak diketahui karena tidak dilakukan otopsi oleh polisi.

"Walaupun tidak jelas apakah ada hubungan antara tingginya angka kematian pekerja Thailand dan kondisi kerja mereka di sektor pertanian, namun fakta ini seharusnya diselidiki," kata Sarah Leah Whitson, direktur HRW untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.

Thailand sendiri dikecam karena pelanggaran undang-undang pekerja dan perdagangan manusia. Kementerian Luar Negeri AS pada Juni lalu menyebut Thailand salah satu negara penyalur pekerja terburuk di dunia.

Menurut HRW, sekitar 25 ribu pekerja migran mengisi posisi di sektor pertanian Israel.

"Kesuksesan industri pertanian Israel sangat bergantung dengan pekerja migran Thailand, tapi Israel sedikit sekali memperhatikan hak-hak dan melindungi mereka dari eksploitasi," kata Whitson.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan negaranya memiliki tanggung jawab khusus terkait pekerja asing dan berkomitmen menegakkan hukum-hukum tenaga kerja.

"Pemerintah Israel bertindak secepatnya dan dengan cara yang tegas," kata juru bicara Kemlu Israel.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER