Tokyo, CNN Indonesia -- Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) meminta uang tebusan sebesar US$200 juta sebagai syarat pembebasan dua sandera warga negara Jepang, Kenji Goto dan Haruna Yukawa. Namun, istri Goto mengaku pada Desember lalu pernah menerima surat elektronik yang meminta tebusan untuk pembebasan suaminya dengan jumlah lebih kecil, yaitu sebesar US$16 juta.
Seperti dilansir The Japan Times (21/1), istri Goto pertama kali mendapatkan surel dari orang tak dikenal pada November lalu. Kala itu, ia hanya mendapat kabar bahwa Goto ditahan. Istri Goto pun sempat beberapa kali berbalas pesan, meski tidak ada ancaman pembunuhan.
Hingga akhirnya pada Desember istri Goto menerima satu pesan dari oknum yang sama menuntut uang sebesar dua miliar Yen atau setara US$16 juta untuk menebus suaminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber yang dikutip The Japan Times mengatakan bahwa pemrintah yakin pengirim surel tersebut adalah ISIS. Pasalnya, alamat surel tersebut sama dengan yang digunakan oleh penyandera ISIS dalam beberapa kasus sebelumnya.
Namun, jumlah tebusan dalam surel tersebut lebih kecil ketimbang ancaman yang dilansir oleh ISIS dalam video pada Selasa (20/1) lalu. Dalam video tersebut, ISIS menghargai satu kepala sandera dengan US$100 juta.
Menurut The Japan Times, Goto dan Yukawa pertama kali bertemu pada April lalu di utara Suriah. Namun pada Juni, Goto kembali ke Tokyo sedang Yukawa tetap tinggal di Suriah.
Goto kembali Kota Aleppo di utara Suriah pada Oktober lalu untuk menemui Yukawa yang telah ditangkap lebih dulu oleh tentara ISIS. Keterangan tersebut didapat langsung dari salah satu penjaga Suriah.
Penjaga tersebut kemudian menuturkan kisah perjalanan Goto selanjutnya. Goto masuk ke Suriah melalui Kilis, area di perbatasan utara Turki. Jurnalis lepas itu kemudian meminta sang penjaga untuk menemaninya ke kota di utara Suriah, Raqqa. Kota tersebut merupakan pusat ISIS.
Menganggap jalur tersebut berbahaya, penjaga itu menolak. Akhirnya Goto pergi bersama orang lain yang dianggap paham mengenai ISIS pada 25 Oktober 2014.
Sebelum berangkat, Goto sempat merekam video berisi pesan yang ia kirimkan ke Jepang dan Inggris. Goto mengabarkan bahwa ia akan memasuki area yang sangat berbahaya dengan kemauannya sendiri. Goto memastikan apapun yang terjadi, ia akan kembali dengan selamat.
Goto berkata kepada penjaga itu bahwa ia berencana untuk melawan ISIS karena aksi kekerasan mereka menyakiti orang Suriah yang tidak bersalah.
Tak lupa, Goto juga memberikan nomor telepon istrinya dan beberapa kolega lainnya kepada si penjaga. Jika tak ada kabar darinya setelah sepekan sejak ia beranjak, Goto meminta penjaga itu untuk langsung memberikan kabar kepada istri dan koleganya.
Seminggu berlalu, sang penjaga tak kunjung mendapatkan kabar dari Goto. Ia akhirnya memutuskan untuk menghubungi orang yang pergi bersama Goto. Dari orang tersebut, si penjaga mendapat kabar bahwa Goto telah ditangkap oleh ISIS di Raqqa dan dibawa ke Mosul di utara Irak. Sejak Desember, penjaga itu hilang kontak dengan pria yang pergi bersama Goto.
Kini, tenggat waktu penyanderaan kian dekat. Jika uang tebusan tidak diterima sampai pukul 14.50 waktu Tokyo, nyawa kedua sandera akan habis di tangan ISIS.
(stu)