Dikecam Gelari Pangeran Philip Kesatria, Abbott Lapang Dada

Hanna Azarya Samosir/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 28 Jan 2015 11:04 WIB
Tony Abbott dikecam tak hanya dari lawan politiknya, namun juga dari pendukung setia ketika memberikan gelar ksatria kepada Pangeran Phillip.
Abbot berjanji akan berkonsultasi terlebih dulu jika akan memberikan gelar di masa datang. (Reuters/Danish Siddiqui)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, kembali mendapatkan kecaman setelah mengumumkan penganugerahan gelar Kesatria Ordo kepada suami dari Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip. Memberikan tanggapan, Abbott mengaku akan menerima semua kritik dengan dagu terangkat dan berjanji akan lebih mengedepankan konsultasi di masa depan.

"Pada akhirnya, ini adalah keputusan saya dan saya senang menjalankan ini dengan dagu terangkat. Ada pelajaran dari kejadian ini dan pelajaran yang saya dapat adalah perlu adanya konsultasi tentang penghargaan ini ke depannya," ujar Abbott pada Rabu (28/1) seperti dikutip Reuters (28/1).

Abbott menganugerahan gelar tertinggi kebangsawanan di Australia ini dalam rangka perayaan hari kemerdekaan Australia pada Senin (26/1) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan tersebut tak pelak menuai kecaman dari berbagai pihak. Luapan protes terbesar datang dari Partai Republik Australia yang sejak dulu ingin memisahkan diri dari Inggris dan membentuk negara republik. Masyarakat secara umum juga merasa heran dengan keputusan Abbott yang dirasa tergesa-gesa dan tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu.

Tak hanya dari pihak oposisi, nada protes juga terdengar dari ucapan taipan media massa yang merupakan pendukung setia Abbott, Rupert Murdoch. Ia mengatakan, Kepala Staf Kantor Perdana Menteri, Pete Credlin, harus mundur dari jabatan jika tidak bisa mengatasi kehebohan ini.

"Abbot sekali lagi. Sangat sulit menulis ini, tapi jika ia tidak menghentikan Peta Credlin, ia harus melakukan tugas kepahlawanannya dan mengundurkan diri. Lupakan keadilan. Perubahan ini adalah satu-satunya jalan untuk memperbaiki kerja sama tim dan mencapai banyak kemungkinan untuk Australia. Kepemimpinan memang melibatkan pilihan kejam," tutur Murdoch.

Credlin sebagai kepala staff memang kerap mendapat tanggapan miring setelah Abbott mengambil serangkaian keputusan kontroversial yang membuat popularitas perdana menteri itu turun.

"Berdasarkan perbincangan saya dengan orang Liberal pagi ini, untuk pertama kalinya saya sekrang tidak yakin perdana menteri akan lolos dalam pemilihan umum selanjutnya," kicau salah satu komentator politik dan editor kontributor dari harian The Australian, Peter van Onselen, melalui akun Twitter pribadinya.

Lebih jauh, sistem pemberian gelar dari Abbott ini dianggap tidak memikirkan sentimen nasional.

Inggris dan Australia memang memiliki masa lalu sejarah yang panjang. Australia adalah negara monarki konstitusional dengan pembagian kekuasaan federatif di bawah kepemimpinan Ratu Elizabeth. Posisi ratu di Australia diwakilkan oleh seorang gubernur jenderal.

Pada 1975 ide pembentukan Republik Australia muncul. Negara kangguru ini akhirnya mencoba memisahkan diri dari Inggris dengan memilih presiden sendiri. Namun, ide kaum Republik tersebut kandas pada 1999. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER