Gerakan Anti-Islam PEGIDA Jerman Kini Muncul di Austria

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 03 Feb 2015 08:15 WIB
Untuk pertama kali, gerakan PEGIDA Jerman muncul di Austria, mengundang protes dari banyak orang yang menentang PEGIDA.
Gerakan PEGIDA Austria juga berhadapan dengan mereka yang menolak PEGIDA. (Reuters/Heinz-Peter Bader)
Jakarta, CNN Indonesia -- PEGIDA, gerakan anti-Islam yang lahir di Jerman, menarik ratusan pendukung ke jalan-jalan Wina, ketika mereka mengadakan pawai pertama di negara tetangga Austria, Senin (1/2).

Sebanyak 1.200 polisi dikerahkan di ibukota Austria itu sebagai tindakan pencegahan. Sekitar 250 demonstran membawa bendera Austria dan meneriakkan "kita adalah rakyat” berhadapan pemrotes yang meneriakkan ”turun PEGIDA”.

Demo PEGIDA, tak ayal juga menyebabkan orang-orang yang menentang gerakan anti-Islam mereka turun ke jalan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jajaran polisi anti huru hara memisahkan kedua kubu. Seorang juru bicara polisi mengatakan tidak ada insiden atau penangkapan hingga protes selesai.

Sebelumnya, demo anti-PEGIDA juga telah berlangsung di Wina pada Jumat (30/1).

Demo itu pada Jumat itu diprakarsai oleh para aktivis sayap kiri yang memprotes acara gala tahunan di Wina yang secara tradisional menarik tokoh sayap kanan.

Isu sensitif terkait agama kini sedang berkembang di Austria.

Pemerintah Austria sedang megusulkan standar terjemahan Al-Quran berbahasa Jerman dan melarang organisasi Muslim untuk menerima pendanaan asing dalam rangka menanggulangi jumlah militan yang kini menjadi isu santer di ahmpir seluruh Eropa.

Inisiatif ini menyusul perkiraan resmi bahwa sekitar 170 orang dari Austria telah bergabung dengan pasukan militan Islam dan berperang di Timur Tengah.

Di Jerman, gerakan Patriot Eropa Melawan Islamisasi Barat, PEGIDA, telah menarik 25 ribu pendukung di kota timur Jerman, Dresden.

Gerakan Anti-Islam Austria membawa bendera PEGIDA, menyerukan hukuman bagi setiap tindakan yang mempromosikan hukum Islam atau hukum Syariah. (Reuters/Heinz-Peter Bader)

Namun PEGIDA Jerman mulai pecah setelah akhir Januari lalu, saat pendirinya Lutz Bachmann mengundurkan diri karena komentar pedasnya di Facebook terkait imigran dan foto selfie mirip Hitler-nya tersebar ke media-media Jerman.

Seminggu setelah Lutz, pendiri PEGIDA yang lain, Kathrin Oertel, juga mengundurkan diri dengan alasan tak tahan dengan tekanan media.

Lima pendiri PEGIDA lalu memulai gerakan dengan nama lain dan bersaing dengan PEGIDA.

Georg Immanuel Nagel, seorang mahasiswa filsafat 28 tahun dari Wina dan juru bicara cabang Austria, mengatakan kepada surat kabar Die Presse ia ingin mengakhiri “kebijakan tentram” untuk sekitar setengah juta warga Muslim yang tinggal di Austria, yang memiliki 8,5 juta umat Katolik Roma.

Dia menyerukan undang-undang yang melarang "Islamisme" sehingga orang-orang yang mempromosikan hukum Syariah atau hukum Islam bisa dihukum, sama seperti Austria melarang pemujaan Nazisme.

Nazi Jerman pada 1938 menganeksasi Austria, yang 200 ribu populasi Yahudinya dibunuh dalam Holocaust.

Heinz Christian Strache, pemimpin oposisi sayap kanan Partai Kebebasan menyatakan dukungan untuk PEGIDA, yang ia sebut “gerakan hak-hak sipil yang serius”. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER