Kuala Lumpur, CNN Indonesia -- Ribuan pendukung Anwar Ibrahim tetap berada di luar pengadilan di Kuala Lumpur jelang putusan penolakan banding atas kasus sodomi. Situasi berlangsung tegang saat massa menolak perintah polisi untuk membubarkan diri.
Dikutip dari Malaysia Kini, Selasa (10/2), sekitar 1.000 orang pendukung Anwar menolak keputusan pengadilan yang mementahkan banding dan tetap memvonis pemimpin oposisi itu lima tahun penjara.
Teriakan "reformasi" dan "Allahu Akbar" menggema di dalam dan luar gedung pengadilan saat hakim keluar dari ruangan. Anwar memeluk para pendukungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu di luar pengadilan situasi tegang. Sirene dari polisi anti huru-hara dibunyikan, pasukan berseragam tempur langsung mengambil posisi.
Dua kali polisi mengeluarkan peringatan agar massa membubarkan diri, namun tidak digubris. Massa tetap menyemut di depan gedung pengadilan.
Menjelang malam, ribua warga mendatangi Padang Timur di Petaling Jaya, Selangor. Di tempat ini, Anwar Ibrahim disebut akan menyampaikan pidatonya, kemungkinan yang terakhir sebelum dia dipenjara.
Hukuman penjara lima tahun tetap dijatuhkan pada Anwar setelah pengadilan menolak banding atas vonis yang dijatuhkan pada Maret tahun lalu.
Pada Maret 2014 lalu, pengadilan memutuskan bahwa Anwar dinyatakan bersalah dalam kasus sodomi yang dilakukan terhadap rekan politiknya, Mohd Saiful Bukhari Azlan.
Pengadilan menolak tuntutan jaksa penuntut yang meminta hukuman lebih berat pada Anwar, setidaknya enam tahun penjara.
Menurut pantauan Malaysia Kini, Anwar masih ada di dalam ruang pengadilan bersama pengacaranya, Gopal Singh, sambil menggendong cucunya.
Anwar tiba di pengadilan bersama dengan putri-putrinya, termasuk Nurul Izzah yang membawa putranya, dan istrinya Wan Azizah Wan Ismail. Sebelumnya, Anwar mengaku optimistis pengadilan hari ini akan mengabulkan bandingnya.
"Keputusan harus berdasarkan fakta. Saya yakin Anwar tidak bersalah dan harus dibebaskan," kata Wan Azizah.
Massa tandingan dari para pendukung Bukhari Azlan yang jumlahnya puluhan juga datang ke pengadilan. Namun, seorang pendukung Azlan kepada Malaysia Kini mengaku dibayar untuk hadir, atau diberi "duit minyak".
Dalam pengadilan, Anwar mengatakan bahwa kasusnya adalah sebuah konspirasi politik untuk menjatuhkan citranya. Pengadilan, kata dia, telah tunduk pada penguasa politik negara itu.
"Dengan tunduk pada dikte penguasa politik kalian, kalian telah menjadi sekutu dalam membunuh sistem pengadilan. Kalian memilih untuk berada di sisi kelam," kata Anwar.
(stu)