Jihadi John Terungkap, PM Cameron Bela Intel Inggris

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Feb 2015 13:09 WIB
Di tengah kritik terhadap Inggris menyusul terungkapnya identitas algojo ISIS, Jihadi John, PM David Cameron membela intel negaranya.
Dalam berbagai video yang dirilis oleh ISIS, Jihadi John tampil mengenakan kain hitam yang disebut balaclava untuk menutupi hampir seluruh wajahnya, kecuali bagian mata, dan mengacungkan sebilah pisau. (Reuters/SITE Intel Group/Handout)
London, CNN Indonesia -- Menyusul terungkapnya identitas algojo yang kerap muncul dalam video eksekusi ISIS, Jihadi John, yang berasal dari London, Perdana Menteri Inggris, David Cameron membela petugas keamanan Inggris yang diterpa kritik dan dianggap tidak tegas dengan membiarkan Jihadi John keluar dari negara itu.

Dalam berbagai video yang dirilis oleh ISIS, Jihadi John tampil mengenakan kain hitam yang disebut balaclava untuk menutupi hampir seluruh wajahnya, kecuali bagian mata. Jihadi John juga mengenakan kain sarung di lengan kirinya.

Kamis lalu, Jihadi John teridentifikasi sebagai Mohammed Emwazi, pria kelahiran Kuwait yang besar di London, Inggris. Identifikasi ini menimbulkan berbagai pertanyaan seputar pengawasan keamanan di Inggris sehingga Emwazi dapat bergabung dengan kelompok militan ISIS di Suriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan melakukan segala yang kami bisa dan bekerja sama dengan polisi, petugas keamanan, dan semua sumber daya yang kita miliki untuk menemukan orang-orang ini dan menghentikan tindakan mereka," kata Cameron, dikutip dari Channel NewsAsia, Jumat (27/2).

Hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi terkait identitas Jihadi John dari pemerintah maupun kepolisian Inggris.

"Mereka (dinas keamanan) harus membuat penilaian yang sangat sulit, dan saya pikir pada dasarnya mereka membuat penilaian yang sangat baik," ujar Cameron.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Keamanan dan Konsultasi Risiko, GlobalStrat, Olivier Guitta, dengan menyatakan bahwa pasukan keamanan Inggris tidak memiliki sumber daya untuk melacak semua orang yang berada dalam daftar terduga teroris.

"Untuk memantau satu orang yang Anda butuhkan 30 petugas, jadi jika Anda memiliki 1.000 orang dalam daftar Anda, Anda perlu 30.000 petugas. Kami tidak memiliki itu," kata Guitta.

Meskipun demikian, kritik datang dari anggota parlemen senior David Davis, dari Partai Konservatif yang dipimpin Cameron. Davis menyatakan bahwa Emwazi tenah dikenal oleh petugas keamanan Inggris sebagai pria yang "fanatik" dan termasuk dalam daftar "pantauan terduga teroris".

"Berapa banyak orang harus mati sebelum kita mulai melihat lebih dekat kepada strategi intelijen kita?" kata Davis.

Kritik juga datang dari Cage, lembaga yang memberikan advokasi bagi mereka yang dituduh teroris dan melawan program War on Terror yang diluncurkan oleh negara-negara Barat usai 9/11.

Cage juga mengungkapkan bahwa badan intelijen Inggris MI5 pernah mencoba untuk merekrut Emzawi, namun kemudian mengeluarkan larangan bagi Emzawi untuk bepergian keluar negeri.

Dalam pertemuan dengan wartawan di London, Asim Qureshi, direktur riset dari Cage, menggambarkan Emzawi sebagai pemuda yang menghadapi pelecehan dari MI5, yang menduga dia ingin bergabung dengan kelompok militan Islam Somalia Al-Shabaab.

Pemerintah Inggris telah menghubungkan Emwazi ke militan asal Inggris lain yang tewas di Somalia dalam serangan drone AS.

Sebuah putusan pengadilan Inggris tertanggal Desember 2011 melaporkan bahwa Emwazi merupakan rekan Bilal al-Berjawi, pemimpin tinggi kelompok militan Al Shabaab yang berbasis di Somalia.

Surat kabar The Washington Post menyatakan Emwazi merupakan lulusan dari Universitas Westminster di London dengan gelar di bidang pemrograman komputer, menguatkan dugaan dia direkrut ISIS untuk memperkuat sistem jaringan komputer dan peretasan kelompok tersebut. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER