Raja Yordania: ISIS Adalah Penjahat Islam

CNN Indonesia
Senin, 02 Mar 2015 17:40 WIB
Raja Yordania, Abdullah II menegaskan bahwa kelompok militan ISIS adalah "penjahat Islam" yang sama sekali tak mencerminkan perilaku Islami. 
Raja Yordania, Abdullah II, menyatakan bahwa pihaknya memiliki rencana jangka panjang untuk memusnahkan ISIS. (dok. Reuters TV)
Amman, CNN Indonesia -- Dalam wawancara pertamanya sejak kelompok militan ISIS membakar hidup-hidup seorang pilot Yordania, Raja Yordania, Abdullah melontarkan beberapa langkah negaranya terhadap ISIS, salah satunya adalah dengan menyatakan bahwa ISIS merupakan "penjahat Islam".

Desember lalu, ISIS menangkap pilot militer Yordania, Moath al-Kassasbeh setelah pesawatnya jatuh selama serangan udara yang diluncurkan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat untuk menggempur markas ISIS.

Selama lebih dari satu bulan, keluarga al-Kasasbeh, yang berasal dari suku tinggi dianggap sangat setia pada keluarga kerajaan Yordania, memohon kepada ISIS untuk membebaskan Kassasbeh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, harapan itu musnah ketika pada awal Februari lalu, ISIS merilis video eksekusi Kassasbeh. Bukan ekseskusi pemenggalan kepala, seperti yang dilakukan ISIS terhadap sandera sebelumnya, Kassasbeh dimasukkan ke dalam sebuah kandang besar dan dibakar hidup-hidup.

Setelah insiden nahas ini, Raja Abdullah II, kyang merupakan seorang pendukung koalisi serangan kepada ISIS, bersumpah tidak akan berhenti meluncurkan serangan terhadap ISIS.

Dilaporkan CNN, Abdullah menegaskan komitmennya untuk menghentikan ISIS. Dia menyebut pejuang ISIS sebagai "penjahat" yang memutarbalikkan Islam dan menggunakan "intimidasi" sebagai senjata terbesar mereka.

"Ini adalah perang kita sejak lama. Mereka adalah penjahat Islam, sejak mereka mendirikan khilafah yang tidak bertanggung jawab ini untuk mencoba untuk memperluas kekuasaan mereka atas kaum Muslim," kata Raja Abdullah.

RAja Abdullah menilai bahwa para militan ISIS berusaha membuat diri mereka terlihat sebagai korban.

"Bagaimana dengan ratusan, bahkan ribuan Muslim yang telah tewas di Suriah dan Irak selama setahun setengah ini?," ujar Raja Abdullah.

Raja Abdullah menegaskan bahwa Yordania memiliki "tanggung jawab untuk menjangkau Suriah timur dan Irak barat, yang penduduknya telah dieksekusi dalam jumlah besar oleh ISIS.

Hingga saat ini, Raja Abdullah menyatakan bahwa dia tidak menonton video pembunuhan pilot Kassasbeh.

"Saya, sebagaimana banyak orang lainnya, menolak melihat propaganda," kata Abdullah.

Dalam wawancara tersebut, Raja Abdullah juga menyatakan bahwa dia merasa "jijik" dan ikut "sedih bersama keluarga" sang korban.

"Hati saya bersama ayah, ibu, saudara dan saudarinya," lanjut Raja.

"Mereka baru menikah selama lima bulan. Istrinya, sebagai putri bangsa dan keluarga angkatan bersenjata Yordania, Tuhan memberkati jiwanya. Dia saudara seperjuangan," kata Raja Adullah merujuk pada istri Kassasbeh, Anwar Tarawneh.

"Semua prajurit muak dengan kebrutalan yang dijatuhkan kepada Moath," kata Abdullah.

Dalam wawancara terserbut, Raja Abdullah berulang kali menyebut ISIS, sebagai Daesh, yang merupakan singkatan dari al-Dawla al-Islamiyah al-Iraq al-Sham.

Menurut Raja Abdullah, negara-negara Arab lebih memilih menyebut Daesh, karena ISIS merupakan singakatan dari Negara Islam di Irak dan Suriah, negara yang tidak mereka akui.

"Saya pikir jika ISIS, atau Daesh seperti yang kita sebut, mencoba untuk mengintimidasi Jordania ... hanya menerima efek sebaliknya,"ujar Raja Abdullah.

"Kami sebuah negara yang terbiasa kalah dalam hal persenjataan dan jumlah. Namun kami selalu mampu menang. Daesh dan Yordania bagai harimau yang mengejar ekornya sendiri," kata Raja Abdullah.

"ISIS selalu berusaha untuk mengintimidasi dan menimbulkan ketakutan. Mereka mencoba untuk menciptakan hubungan palsu untuk khilafah, mengaitkan sejarah kita dalam Islam yang tidak benar," kata Raja Abdullah.

Raja Abdullah menyatakan ISIS adalah merekrut para pemuda dan pemudi yang tertipu, yang "berpikir ini adalah sebuah negara Islam".

Dalam wawancara itu, Raja Abdullah juga memberikan pendapat soal kebijakan Presiden AS, Barack Obama untuk tidak menyebut ISIS sebagai "militan Islam", karena tindakan mereka tidak Islami.

"Saya pikir dia benar. Ini adalah sesuatu yang harus dipahami pada platform yang lebih besar. (ISIS) sedang mencari legitimasi dalam Islam," kata Raja Abdullah.

"Saya seorang Muslim. Sementara mereka (anggota ISIS)... berada di luar Islam," tutur Raja Abdullah.

"Cara mereka yang biadab dengan mengeksekusi pahlawan pemberani kami (pilot Kassasbeh), mengejutkan dunia Muslim, khususnya warga Yordania," kata Abdullah.

Raja Abdullah menyatakan bahwa pihaknya memiliki rencana jangka panjang untuk memusnahkan ISIS, namun tidak memberikan rincian rencana tersebut lebih lanjut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER